BOJONEGORO – Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko, menyatakan Indonesia butuh pemuda yang memiliki kematangan emosional.
Menurutnya, pemuda yang demikian mampu untuk menghormati dan menghargai perbedaan, berwawasan masa depan, dan lebih terarah dalam mencapai tujuan hidup.
Pernyataan ini ia sampaikan saat menutup rangkaian kegiatan Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko, di Pondok Pesantren Al Fatimah Bojonegoro, Jumat malam, 5 Agustus.
“Kematangan emosional pondasi penting bagi pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan Indonesia maju dan unggul, bangsa ini butuh anak-anak muda yang matang emosionalnya,” katanya.
Moeldoko mencontohkan bagaimana kematangan emosional berperan penting dalam menangani persoalan negara. Seperti saat Indonesia menghadapi pandemi COVID19. Di bawah komando Presiden Joko Widodo, pemerintah berhasil menangani dan mengendalikan COVID19 dengan cepat sehingga Indonesia bisa pulih dan bangkit.
“Kematangan emosional Presiden itu terlihat dari kebijakan gas dan rem yang akhirnya mampu membawa Indonesia lebih cepat dalam mengendalikan COVID19. Ditambah lagi kematangan emosional di masyarakat yang mampu melahirkan semangat gotong royong dan empati,” tegasnya.
Untuk itu, sambung Moeldoko, pemerintah dalam merumuskan strategi pembangunan sumber daya manusia,telah menempatkan emotional capital atau modal emosional dalam urutan pertama. “Setelah itu baru Intelektual, sosial, dan spiritual capital (modal spiritual),” ujarnya.
BACA JUGA:
Panglima TNI 2013-2015 ini pun meyakini Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mampu mencetak generasi yang memiliki modal emosional, intelektual, sosial, dan spiritual. “Pendidikan di Pesantren itu lengkap. Saya sudah membuktikan dan merasakannya, meskipun dulu hanya jadi santri kalong (sebutan santri yang tidak menetap di pesantren),” tutupnya.