Bagikan:

SEMARANG - Camat Gajahmungkur Semarang Ade Bhakti Ariawan dicopot dan dimutasi oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. Kabar ini pun viral lantaran isu-isu yang bermunculan.

Di akun Instagram @adebhakti, eks camat yang biasa membagikan kegiatan keseharian ini sudah menuliskan ‘bukan mas camat lagi’ di bio Instagram miliknya. Ade Bhakti juga membagikan tangkap layar judul berita media massa soal pencopotan dirinya

Warganet banyak mengaitkan pencopotan ini dengan nasi goreng Mbak Ita, panggilan akrab Wali Kota Semarang. Konten 'nasi goreng Inak-inak' Ade Bhakti yang diunggah di Instagram dianggap warganet sebagai sindiran terhadap Wali Kota Semarang Mbak Ita. Beberapa waktu kemudian, Ade Bhakti pun masuk dalam daftar mutasi. 

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu sebelumnya memastikan rotasi jabatan yang baru saja dilakukan di lingkup pemerintah kota setempat disesuaikan dengan kompetensi masing-masing.

"Pelantikan ini, saya membutuhkan waktu berbulan-bulan bagaimana menempatkan teman-teman di tempat yang sesuai. The right man in the right place," katanya di Semarang, Selasa, 1 Agustus.

Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita, usai pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan terhadap jajaran pejabat eselon II, III, dan IV Pemkot Semarang di Balai Kota Semarang.

Menurut dia, pekerjaan rumah yang dihadapi Kota Semarang saat ini banyak, seperti pengendalian inflasi, ketahanan pangan, stunting, kemiskinan ekstrim, hingga percepatan investasi.

"Dibutuhkan orang atau person yang kuat sesuai dengan bidangnya. Yang kemarin bukannya tidak cocok atau tidak sesuai. Tapi, ada yang bukan passion-nya sehingga kami tempatkan sesuai kompetensinya masing-masing," jelasnya.

Ita mengatakan rotasi jabatan itu juga dilakukan untuk mengisi kebutuhan jabatan pada organisasi perangkat daerah (OPD) yang ditinggalkan pejabat sebelumnya karena banyak yang pensiun.

"Banyak yang pensiun, Agustus, September. Dengan penempatan teman-teman semua ini, kami sudah ada satu tim yang akan bergerak bersama melayani masyarakat. Banyak PR yang dihadapi Kota Semarang," katanya.

Apalagi, kata dia, saat ini menghadapi fenomena El Nino yang memberikan berbagai dampak, seperti kekeringan dan kebakaran sehingga para pejabat baru itu diharapkan bisa melayani sesuai kompetensi.

"Sehingga tidak ada like and dislike, suka tidak suka. Saya berusaha menempatkan teman-teman sesuai bidangnya," kata wali kota perempuan pertama di Semarang itu.

"Kayak tadi DLH (Dinas Lingkungan Hidup). Kami ternyata punya doktor ahli lingkungan. Kenapa enggak ditempatkan di situ? Dia kan lebih menguasai dengan ilmunya yang ada," katanya.

Pelantikan pejabat di lingkup Pemkot Semarang tersebut diikuti total 349 orang, terdiri atas tiga orang pejabat eselon II, 91 pejabat eselon III, dan 255 orang eselon IV.