JAKARTA - Ankara mengharapkan langkah nyata dari Stockholm untuk mencegah serangan terhadap kitab suci Al-Qur'an.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan kepada Menlu Swedia Tobias Billstrom, Minggu, 30 Juli.
Lewat telepon, Fidan dan Billstrom membahas sederet serangan terhadap Quran di Swedia baru-baru ini, menurut sumber diplomatik yang meminta identitasnya dirahasiakan, dikutip dari Anadolu, Senin, 31 Juli.
Fidan mengatakan kepada Billstrom bahwa "melanjutkan aksi tercela ini dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi tidak bisa diterima."
Beberapa bulan terakhir, kerap terjadi pembakaran atau penistaan terhadap Quran, atau upaya untuk melakukan aksi tersebut oleh tokoh-tokoh atau kelompok Islamophobia, terutama di Eropa utara dan negara-negara Nordik.
Kedua menteri luar negeri juga bertukar pandangan mengenai upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) yang tertunda, menurut sumber tersebut.
Pada KTT NATO awal Juli ini, Turki memberi lampu hijau terkait keinginan Swedia menjadi anggota aliansi pertahanan Atlantik Utara tersebut.
Parlemen Turki pada musim gugur ini akan melakukan pemungutan suara menyangkut dukungan bagi Swedia itu.
Para pejabat Turki menjelaskan bahwa mereka mengharapkan Swedia mengambil langkah-langkah ke arah yang tepat jika negara itu ingin mendapatkan dari parlemen Turki.
Pada Senin, Fidan akan menghadiri pertemuan daring para menteri luar negeri negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terkait aksi berulang "penistaan provokatif" terhadap Quran di Swedia dan Denmark.
"Pertemuan tersebut akan mempertimbangkan maraknya Islamophobia di Eropa dan langkah nyata yang mungkin akan diambil untuk melawan fenomena ini sekaligus untuk menetapkan sikap bersama OKI melawan serangan keji ini," kata Kementerian Luar Negeri Turki.