Bagikan:

JAKARTA - Rusia telah memperingatkan mulai Kamis, 20 Juli lalu, setiap kapal yang berlayar ke pelabuhan Laut Hitam Ukraina akan dianggap berpotensi membawa kargo militer.

Sehari setelahnya, pada Jumat 21 Juli, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk membahas kelanjutan kesepakatan pangan Laut Hitam.

"Kedua pemimpin membahas lebih dalam perpanjangan kesepakatan koridor pangan Laut Hitam selama pembicaraan telepon yang dilakukan atas permintaan Presiden Zelenskyy," kata Direktorat Komunikasi Turki dalam Twitter, dilasir dari ANTARA, Sabtu, 22 Juli.

Dalam perbincangannya itu, Erdogan menyatakan Turki telah melakukan "upaya-upaya intensif" dalam menjaga perdamaian.

Rusia pekan ini menarik diri dari perjanjian ekspor pangan Laut Hitam karena menilai beberapa bagian dari kesepakatan yang berkaitan dengan kepentingan Rusia belum terpenuhi hingga kini.

Perjanjian yang ditandatangani Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina pada Juli tahun lalu tersebut ditujukan untuk melanjutkan ekspor pangan dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina yang sempat terhenti karena perang Ukraina.

Kesepakatan tersebut telah diperbarui beberapa kali dan diperpanjang selama dua bulan pada 18 Mei.