NTB - Polresta Mataram meminta dukungan Laboratorium Forensik Polda Bali untuk mengecek sampel mi dalam nasi bungkus yang diduga penyebab puluhan warga di Desa Lebah Sempage, Kabupaten Lombok Barat, mengalami keracunan.
"Iya, karena ada satu barang, yaitu mi yang tidak bisa oleh BPOM di sini. Itu kami kirim ke Labfor Polda Bali untuk dicek," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu 5 Juli, disitat Antara.
Dia mengatakan, dari hasil temuan lapangan terungkap mi tersebut tidak memiliki merek. Ada sebagian sudah jadi lauk nasi bungkus, dan ada juga yang belum.
Oleh karena itu, Yogi meyakinkan bahwa pihaknya akan meminta keterangan dari pihak pembuat produk nasi bungkus yang berdomisili di Kabupaten Lombok Tengah tersebut.
"Kami undang pembuat makanan dan juga yang mengantarkan dari Lombok Tengah ke lokasi acara. Tujuannya untuk cari tahu apakah makanan tersebut tidak higienis saat dibuat atau saat mengantarkan," ujarnya.
Begitu juga terhadap petugas Puskesmas Narmada yang memberikan penanganan awal kepada para korban.
"Siapa yang bertugas menangani korban saat itu. Kami mau melihat bagaimana hasil diagnosa para korban," ucap dia.
BACA JUGA:
Untuk korban, Yogi meyakinkan seluruhnya sudah dimintai keterangan. Sedangkan, panitia pelaksana kegiatan, sudah ada sebagian yang diperiksa pihak kepolisian.
Kemudian terkait pengujian sampel nasi bungkus oleh BPOM, Yogi meyakinkan bahwa pihaknya masih menunggu hasil.
Peristiwa keracunan itu kali pertama terungkap dari laporan Polsek Narmada, Minggu 4 Juni. Hasil penanganan awal, Polsek Narmada mencatat ada puluhan warga mengalami keracunan dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Dalam keterangan medis, para korban yang sebagian di antaranya dari kalangan mahasiswa mengalami nyeri ulu hati, muntah, mulas dan lemas. Hal itu dirasakan usai memakan nasi bungkus sajian panitia kegiatan penyuluhan dari Himpunan Mahasiswa Farmasi Universitas Qhamarul Huda Bagu (Uniqhba).
Terkait dengan asal usul dari nasi bungkus tersebut, pihak panitia memesan kepada salah seorang pengusaha nasi bungkus yang berdomisili di wilayah Bagu, Kabupaten Lombok Tengah.