Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin telah menjalani vaksinasi COVID-19 dua kali. Tenaga kesehatan, kata dia, juga akan menerima penyuntikan vaksin kedua dalam program vaksinasi tahap pertama ini.

Budi menyebut kekebalan tubuh akan virus setelah vaksinasi akan tampak beberapa Minggu setelah menerima dua kali penyuntikan vaksin.

Setelah itu, Budi berharap tenaga kesehatan dapat bekerja menangani pasien COVID-19 tanpa ada rasa takut akan tertular virus corona.

"Antibodinya itu terbentuk mungkin dua minggu atau tiga minggu. Sesudah itu, Insya Allah risiko kita tertular jadi lebih kecil. Jadi, mereka bisa bekerja lebih tenang lah, teman-teman tenaga kesehatan ini," kata Budi di Istana Negara, Rabu, 27 Januari.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan satu juta tenaga kesehatan yang divaksin dalam waktu dekat ini. Jokowi mengaku, pada beberapa hari dimulainya vaksinasi gelombang pertama, pemerintah baru mendapatkan kurang lebih 250 ribu tenaga kesehatan yang sudah divaksin.

Namun, setelah ada perbaikan teknis vaksinasi di lapangan, dalam satu hari jumlah orang yang disuntik bisa melonjak. Dalam satu hari Jokowi yakin sehari bisa ada 50 ribu nakes yang mendapat vaksinasi.

"Kita harapkan targetnya (seperti itu), karena kita memiliki 30 ribu vaksinator yang ada kurang lebih 10 ribu puskesmas kita, maupun di 3.500 rumah sakit kita, kita harapkan sebetulnya paling tidak bisa 900 sampai satu juta yang bisa divaksin. Ini target tapi ini memang perlu waktu, manajemen lapangan yang baik," ucap Jokowi.

Dia menambahkan, tenaga kesehatan jadi prioritas utama untuk penerima vaksin ini. Setelah tenaga kesehatan, ada TNI, Polri dan pelayan publik serta masyarakat.

"Saya kira di bulan Februari sudah bisa masuk ke sana (masyarakat menerima vaksin)," kata Jokowi.

Diketahui, vaksin yang diproduksi oleh Sinovac memang membutuhkan dua kali penyuntikan dengan dosis sebanyak 0,5 mililiter dan berjarak waktu 14 hari.