PADANG - Sektor pariwisata Sumatera Barat (Sumbar) tidak terlalu terimbas akibat pemberhentian layanan penerbangan internasional Padang-Kuala Lumpur oleh maskapai Citilink.
"Sampai saat ini kunjungan wisatawan dari Malaysia masih seperti biasa, tidak terimbas oleh pemberhentian layanan Citilink," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda, di Padang dilansir ANTARA, Jumat, 23 Juni.
Dia mengatakan untuk penerbangan internasional Padang-Kuala Lumpur, wisatawan masih bisa menggunakan maskapai Air Asia yang membuka penerbangan tiga kali seminggu.
Menurutnya, Malaysia memang menjadi salah satu pasar potensial pariwisata Sumbar. Hampir 80 persen jumlah wisatawan asing yang datang ke Sumbar setiap tahun berasal dari negeri jiran tersebut.
Akses penerbangan langsung menjadi faktor pendukung utama untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Berdasarkan pengalaman, kata Luhur, tanpa adanya penerbangan langsung, jumlah wisatawan asal Malaysia berkurang signifikan.
BACA JUGA:
Hal itu pernah terjadi saat penghentian penerbangan internasional ketika pandemi COVID-19. Setelah pandemi mereda, penerbangan internasional dibuka, namun dipusatkan di Bandara Soekarno-Hatta.
Meski penerbangan internasional telah dibuka melalui Bandara Soekarno-Hatta, tapi kunjungan wisatawan Malaysia ke Sumbar masih sangat rendah. Hal itu disebabkan biaya yang lebih besar dan tidak efisien dari segi waktu jika ke Sumbar lewat Jakarta.
"Makanya penerbangan langsung Padang-Kuala Lumpur menjadi sangat penting. Semakin banyak maskapai tentu semakin baik karena wisatawan punya alternatif pilihan. Tetapi saat ini masih terlayani oleh maskapai Air Asia," katanya.
Pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan pihak Citilink dan disampaikan penghentian layanan penerbangan internasional itu semata atas pertimbangan strategi bisnis.