Tokoh-tokoh Dunia yang Berjuang Melawan Rasisme
Ilustrasi/Unsplash-Gregory Fullard

Bagikan:

JAKARTA - Merasa mendapat tindakan rasisme, Natalius Pigai mengadukan Ambrocius Nababan kepada Menteri Pertahanan (AS), AS Lloyd Austin. Pigai juga menandai nama Menhan AS melalu cuitan akun Twitter atas tindakan Ambrocius yang menyandingkan fotonya dengan gorila.

I am proud of you, mr @LloydAustin balck African American most powerful gentlement in the world. We have been on fire againt Indonesi Colective (state) Racism to black African Melanesian (Papuan) more the 50 years. Tortule, killing & slow motion genocide. We need attention,” tulis akun @NataliusPigai2.

Dalam cuitan tersebut, Pigai mengaku bangga kepada Menhan AS. Ia menyebut Lloyd Austin sebagai orang kulit hitam Afrika-Amerika paling kuat di dunia. Pigai berharap ada pihak yang memberi perhatian pada kasus rasisme yang sering menimpa orang Papua.

Dalam sejarah, perjuangan panjang melawan rasisme sudah dilakukan oleh beberapa tokoh. Berikut adalah tokoh-tokoh dunia yang memperjuangkan perlawanan terhadap rasisme. 

Nelson Mandela

Nelson Mandela sangat menentang rasisme. Ia mengatakan bahwa rasisme tidak hanya merendahkan korbannya, tapi juga merendahkan pelakunya. 

“Kita harus memastikan bahwa warna, ras, dan jenis kelamin hanya menjadi hadiah yang diberikan Tuhan kepada kita masing-masing dan bukan tanda atau atribut yang tidak terhapuskan yang memberikan status khusus kepada siapa pun, “tutur Nelson Mandela dalam sebuah pidato.

Marthin Luther King Jr.

Melalui pidato bertajuk “I Have a Dream” melakukan aksi demo menentang rasisme di hadapan 250,000 orang. Marthin mendapat hadiah nobel Peace Prize pada tahun 1964.

Marthin mengagumi Mahatma Gandhi dan menganut ajaran-ajarannya. Mengutip dari situs Nobel Prize, sejak tahun 1955 ia berjuang mengangkat hak-hak orang kulit hitam kepada pemerintah. Marthin meninggal dibunuh oleh tindak rasisme pada tahun 1968.

Malcolm X

Malcolm X memotivasi orang-orang kulit hitam untuk menghidari belenggu rasisme yang dilakukan dalam bentuk apapun, baik itu lisan maupun verbal. Malcolm X sangat mengagumi prinsip-prinsip yang dipegang oleh Martin Luther King Jr, yang mengajak melawan rasisme tanpa kekerasan.

Malcolm kecil mendapat pengalaman rasisme yang membekas. Menjadi keluarga minoritas, menyebabkan dirinya dan keluarganya sering menjadi korban rasisme. 

Sebagai pejuang orang kulit hitam, kehidupan Malcolm X tidak mudah. Orator berbakat tersebut pernah dijebloskan ke dalam penjara. Ia meninggal dibunuh pada tahun 1965.