YOGYAKARTA - Perwakilan organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Brajamusti, bagian dari suporter klub sepak bola PSIM, meminta masing-masing kelompok menahan diri pasca-bentrok Jogja. Bentrokan ini dipicu kejadian pengeroyokan di Parangtritis pada 28 Mei lalu.
“Dengan ini kami menyatakan menyesalkan kejadian pada tanggal 28 Mei di Parangtritis. Saat ini kejadian tersebut sudah ditangani pihak kepolisian dan telah diproses sesuai hukum yang berlakul Kami menyesalkan peristiwa malam ini. Kami meminta semua pihak bisa menahan diri demi menjaga kondusifitas dan keamanan kota Yogyakarta,” kata perwakilan PSHT dalam video yang diunggah akun Instagram @poldajogja, Senin, 5 Juni.
Hal yang sama disampaikan perwakilan Brajamusti. Ditegaskan kasus pengeroyokan di Parangtritis yang jadi pemicu bentrok Jogja pada Minggu, 4 Juni, sudah ditangani kepolisian.
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Suwondo Nainggolan memastikan situasi di Jalan Taman Siswa, Kota Yogyakarta telah terkendali pascabentrok dua kelompok massa pada Minggu (4/6) malam
"Situasi sudah bisa kami kendalikan namun demikian kami tetap melakukan penjagaan dan juga akan kami melakukan patroli," ujar Suwondo dilansir ANTARA, Senin, 5 Juni dini hari.
Menurut dia, patroli di seluruh wilayah DIY juga dilakukan untuk memastikan tidak ada orang dari luar wilayah yang membuat situasi Yogyakarta tidak kondusif.
"Patroli di seluruh wilayah, Polres-polres berkoordinasi dengan Polres Klaten dan Polda Jawa Tengah juga lakukan koordinasi sehingga bisa mengamankan di wilayah Yogyakarta," kata dia.
Suwondo mengimbau warga Yogyakarta tidak ikut terpancing terkait kericuhan yang melibatkan dua kelompok massa itu.
"Jangan terpancing isu atau ajakan melakukan kegiatan yang mengakibatkan tindakan kriminal yang menambah situasi keamanan ketertiban masyarakat di seluruh wilayah, baik di Yogyakarta maupun sekitar Yogyakarta sehingga kita harapkan situasi tetap kondusif," ujar dia.