Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani menyaksikan peresmian dan serah terima KRI Bung Karno-369 kepada TNI Angkatan Laut (AL). Kapal korvet ini akan menjadi kapal kepresidenan Indonesia yang baru.

Acara serah terima dan peresmian KRI Bung Karno diselenggarakan di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Kamis 1 Mei. Puan mendampingi Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.

Serah terima KRI Bung Karno dilakukan dari pihak produsen kepada TNI AL. Penandatanganan berita acara dilakukan direksi produsen, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Erwin S. Aldedharma, Asisten Logistik (Aslog) KSAL Laksda Agus Santoso, dan Kepala Dinas Pengadaan Angkatan Laut (Kadisadal) Laksma TNI Widiyantoro.

Selain Puan dan Megawati, serah terima KRI Bung Karno juga disaksikan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali.

“Saya bangga menyaksikan acara serah terima dan peresmian Kapal Korvet KRI Bung Karno. Apalagi kapal Bung Karno ini 100 persen adalah buatan anak bangsa,” kata Puan.

Setelah penandatanganan serah terima selesai, acara dilanjutkan dengan Upacara Peresmian dan Pengukuhan KRI Bung Karno-369 dengan Panglima TNI bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam upacara ini, dilakukan juga prosesi pengibaran bendera Merah Putih di buritan KRI Bung Karno.

Pernyataan peresmian dan pengukuhan kapal tersebut dilakukan oleh Megawati yang juga merupakan anak dari Bung Karno. Didampingi Panglima TNI, Megawati juga menggunting pita dan memecahkan kendi sebagai simbol peresmian KRI Bung Karno-369.

Upacara peresmian ditutup dengan pengukuhan Komandan KRI Bung Karno yang diemban oleh Letkol Laut (P) Krido Satrio Utomo. Pada kesempatan tersebut, para tamu undangan sempat naik ke KRI Bung Karno dan melihat kondisi di dalam kapal beserta perlengkapannya.

KRI Bung Karno jadi kapal pengganti KRI Barakuda yang sudah beroperasi selama 27 tahun sebagai kapal kepresidenan. Tugas dari kapal ini adalah menjaga keselamatan kepala negara dan tamu VVIP lain saat melakukan kegiatan di laut.

Salah satu kelebihan kapal korvet Bung Karno ialah karena kapal ini merupakan kapal penjelajah yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap, mulai dari meriam, peluru kendali, serta beberapa sensor yang bisa mendeteksi segala ancaman baik dari udara, permukaan, maupun bawah air.

Puan mengatakan, bangsa Indonesia sudah sepatutnya bangga atas prestasi anak negeri dengan dibuatnya KRI Bung Karno.

“Ini membuktikan, banyak putra-putri bangsa kita yang hebat. KRI Bung Karno akan melengkapi alutsista TNI untuk menjaga kedaulatan negara,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.

Peresmian dan pengukuhan KRI Bung Karno sengaja dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Lahirnya Pancasila dan berdekatan dengan peringatan hari lahir Sukarno. TNI sengaja menamakan KRI ini dengan nama Bung Karno karena latar belakang tekad dan perjuangan Presiden pertama Indonesia tersebut terhadap dunia maritim Tanah Air.

“Bung Karno memiliki cita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar. Bahkan Bung Karno dinobatkan sebagai Nakhoda Agung NKRI pada Musyawarah Nasional Maritim tahun 1963 atas perjuangannya untuk dunia kemaritiman Indonesia,” papar Puan.

Untuk diketahui, Sukarno merupakan tokoh pencipta konsep sistem kesenjataan Angkatan Laut, yakni Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang tidak dimiliki Angkatan Laut di negara lain. SSAT ini terdiri dari kapal perang, pesawat udara, marinir, dan pangkalan. SSAT menjadi kekuatan TNI AL dalam mendukung tugas pokok penegakan kedaulatan dan hukum di laut saat operasi gabungan.

Bung Karno juga ingin menjadikan Indonesia sebagai Mercusuar Dunia dengan menjadikan sektor maritim dalam orientasi pembangunannya. Pada Musyawarah Nasional Maritim pertama yang digelar di Tugu Tani, Jakarta, tahun 1963, Sukarno menghadirkan seluruh stakeholder maritim nasional untuk memberikan kontribusinya dalam arah pembangunan maritim.

Bahkan kekuatan TNI AL di masa Bung Karno terbilang cukup dahsyat. Seperti saat operasi Trikora dalam rangka merebut Irian Barat di mana TNI menerjunkan KRI Irian dan 12 kapal selam kelas Whiskey yang didatangkan dari Uni Soviet dan dianggap sebagai kekuatan ampuh armada tempur Indonesia yang ditakuti di kawasan saat itu.

Perjuangan Sukarno di sektor maritim itulah yang mendasari TNI AL memilih nama Bung Karno sebagai nama kapal kepresidenan yang baru tersebut. Apalagi Bung Karno juga merupakan tokoh yang membangun dan meresmikan pusat penerbangan Angkatan Laut, memberikan panji panji korps komando kepada Marinir yang saat itu disebut KKO serta Pangkalan, hingga sudah mendapat brevet kapal selam.

Cucu Bung Karno itu berharap, penyematan nama sang kakek di kapal baru kepresidenan akan semakin memotivasi prajurit-prajurit TNI AL dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga kedaulatan negara. Puan berharap, perjuangan Sukarno untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dapat dilanjutkan oleh generasi penerus bangsa.

“Dan kami di DPR akan selalu mendukung kemajuan kekuatan TNI AL melalui fungsi dan kewenangan kami. Salah satunya dukungan terhadap peningkatan alutsista TNI dan kesejahteraan prajurit,” sebut mantan Menko PMK tersebut.