Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono mengatakan elektabilitas Partai Gerindra berpeluang untuk menyalip PDI Perjuangan, berdasarkan kenaikan dari 14,4 persen pada April 2023, kini mencapai 15,8 persen pada Mei.

“Meskipun masih unggul, PDIP terancam disalip elektabilitasnya oleh Gerindra yang mengalami tren kenaikan secara signifikan,” kata Rudi dilansir ANTARA, Kamis, 1 Juni.

Pada survei Februari 2023, elektabilitas Partai Gerindra sebesar 11,7 persen, lalu menjadi 14,4 persen pada awal April 2023. Selanjutnya, pada Mei 2023, elektabilitas Partai Gerindra mencapai 15,8 persen.

Di sisi lain, elektabilitas PDIP mencapai 19,2 persen pada Februari 2023, menjadi 16,8 persen pada April 2023, lalu naik menjadi 17,3 persen pada Mei 2023.

Rudi menjelaskan cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) diprediksi berdampak terhadap kekuatan oposisi yang hendak mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Partai Demokrat yang masih berada pada peringkat tiga besar mengalami koreksi elektabilitas, kini di bawah 10 persen, tepatnya 9,7 persen.

Dia mengungkapkan elektabilitas PKS sebesar 4,6 persen, sedangkan Partai NasDem masih harus berjuang di bawah ambang batas parlemen atau parliamentary threshold  4 persen, yakni hanya sebesar 3,0 persen.

Partai-partai lain masih mencari posisi baru dalam dinamika yang ada, seperti Partai Golkar (8,5 persen), PKB (7,3 persen), dan PSI (5,7 persen). Partai Golkar yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berupaya merapat ke kubu Partai Gerindra-PKB dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Adapun dua partai anggota KIB lainnya mengambil sikap yang berbeda, yaitu PPP (2,6 persen) dan PAN (1,8 persen). PPP memutuskan untuk turut mendukung Ganjar Pranowo bersama PDIP, sedangkan PAN masih alot menentukan pilihan.

Partai-partai lainnya adalah Partai Perindo (1,6 persen), Partai Gelora (1,0 persen), dan Partai Ummat (0,7 persen), kemudian ada PBB (0,6 persen), Partai Hanura (0,2 persen), dan PKN (0,1 persen). Partai Garuda dan Partai Buruh nihil dukungan, sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 19,5 persen.

Survei Y-Publica dilakukan pada 21-27 Mei 2023 kepada 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Data diambil melalui wawancara tatap muka terhadap responden yang dipilih secara multistage random samplingMargin of error kurang lebih 2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.