JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, adanya penetapan empat situs geopark Indonesia ke dalam jaringan UNESCO Global Geoparks (UGG), akan mampu memperkuat promosi dan pengembangan sektor parekraf Tanah Air.
“Diharapkan akan memperkuat promosi pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air sekaligus memperkuat arah pembangunan pariwisata Indonesia yang semakin berkualitas dan berkelanjutan,” ujar Sandiaga dikutip ANTARA, Jumat, 26 Mei.
Penetapan ini juga dapat menambah minat wisatawan, tidak hanya nusantara tapi juga mancanegara sehingga pada akhirnya akan memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat.
Keempat geopark tersebut adalah Ijen UNESCO Global Geopark - Jawa Timur, Maros Pangkep UNESCO Global Geopark- Sulawesi Selatan, Merangin Jambi UNESCO Global Geopark, dan Raja Ampat UNESCO Global Geopark – Papua Barat. Penetapan keempat situs geopark tersebut berdasarkan keputusan pada Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis, Rabu 24 Mei.
UNESCO Global Geopark adalah sebuah wilayah geografis di mana situs dan lanskap yang menjadi aset geologis internasional dikelola dengan konsep konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat secara terpadu. Taman Bumi (geopark) yang mendapat pengakuan UNESCO akan dikembangkan dengan pendekatan konservasi dan pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan komunitas lokal.
Sandiaga mengatakan akan totalitas mendorong promosi baik di keempat geopark yang baru saja ditetapkan dalam jaringan UGG ataupun enam geopark yang sebelumnya telah lebih dulu ditetapkan agar semakin dikenal dan menarik minat wisatawan.
BACA JUGA:
Termasuk melakukan pendampingan dan pelatihan dalam penguatan SDM guna memastikan agar keragaman yang ada di dalam geopark tetap terjaga.
Selain itu juga memastikan geopark sebagai wilayah geografi yang memiliki warisan geologi dan keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi, termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati dan keragaman budaya yang menyatu yang dikembangkan dengan tiga pilar utama yakni konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal.