Gelombang Tinggi 4 Meter, Hambat Pencarian 5 Penumpang Hilang di Perairan Seram Maluku
Ilustrasi gelombang tinggi (ANTARA)

Bagikan:

AMBON - Cuaca buruk berupa angin kencang disertai gelombang tinggi 3 sampai 4 meter menghambat operasi SAR dalam mencari lima penumpang speed boat atau kapal cepat yang dilaporkan hilang kontak di perairan Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku.

"Setelah dua jam perjalanan dari Ambon menuju Perairan Pulau Gorom, KN Abimanyu diperintahkan kembali ke Pelabuhan BRIN Ambon akibat buruknya cuaca," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Maluku Mustari, dikutip ANTARA, Kamis 25 Mei.

Awalnya KN Abimanyu dikerahkan setelah pusat komando Basarnas Maluku setelah menerima laporan seorang warga Seram Bagian Timur bernama Sandri Rumanama terkait hilang kontak dengan speed boat berpenumpang lima orang.

Upaya pencarian juga sudah dilakukan masyarakat sekitar namun belum menemukan tanda-tanda keberadaan para korban. Kemudian warga melaporkan peristiwa ini kepada Pusat Komando Basarnas Maluku sehingga dilakukan operasi pencarian dengan mengerahkan KN Abimanyu menuju lokasi kejadian.

"Rencananya operasi SAR hari ini dipusatkan pada koordinat 4°23.357'S - 131°31.849'E, dengan jarak kurang lebih 198 Nm, heading 101° arah Timur Tenggara dari Basarnas Ambon," jelas Mustari.

Namun setelah dua jam perjalanan, KN Abimanyu ditarik kembali ke Pelabuhan BRIN Ambon sambil menunggu kondisi cuaca membaik.

Hasil koordinasi dengan unsur potensi SAR di Bula, Ibu Kota Kabupaten Seram Bagian timur, yakni Polairud Polres Bula siap dikerahkan menunggu kondisi ketinggian gelombang menurun.

Sementara tim dari Pos SAR Banda saat ini sudah dikerahkan guna melaksanakan operasi pencarian speed boat yang hilang pada koordinat 4°23.357'S - 131°31.849'E dengan jarak kurang lebih 150 Nm arah Tenggara Timur Laut dari Pos SAR Banda.

"Kami mengimbau agar masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur, terutama keluarga korban yang mungkin saat ini berupaya melakukan pencarian, agar lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan demi menjaga agar tidak menimbulkan korban baru," ucap Mustari.

Basarnas Maluku juga meminta maaf, terutama untuk keluarga korban, atas ketidaknyamanan tersebut dan berharap pihak keluarga dapat memahami kondisi alam Maluku yang sedang terjadi saat ini.