Tim SAR Cari Satu Nelayan Hilang Akibat Kecelakaan di Maluku
Tim SAR mencari satu nelayan yang hilang/Foto: Antara

Bagikan:

AMBON - Tim SAR gabungan saat ini melakukan operasi untuk mengatasi musibah kecelakaan kapal di laut yang terjadi pada sejumlah lokasi berbeda di Provinsi Maluku.

"Saat ini regu penyelamat berupaya mencari satu nelayan yang dilaporkan hilang kontak di perairan Rohomoni (Pulau Haruku) Kabupaten Maluku Tengah serta satu penumpang long boat yang hilang di Perairan Muara Sir Sir Kabupaten Kepulauan Aru," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Mustari di Ambon, Senin 21 Februari.

Kemudian terjadi musibah kecelakaan kapal di perairan Tanjung Ular Ohoi Waer, Kabupaten Maluku Tenggara, yang menyebabkan lima orang diduga meninggal dunia.

"Kami mohon rekan-rekan media bersabar setelah semua data musibah kecelakaan kapal hari ini dirampungkan baru diteruskan ke publik," ujarnya.

Untuk kecelakaan kapal berupa satu nelayan hilang kontak di perairan Rohomoni diketauhi bernama Hadji Guru Sangadji (42).

Sementara satu penumpang long boat yang dilaporkan hilang di Kabupaten Kepulauan Aru dilaporkan bernama Obet Siksikul, meski pun lima penumpang long boat lainnya telah ditemukan dalam keadaan selamat.

Untuk satu nelayan di perairan Desa Rohomoni dilaporkan hilang kontak sejak Ahad Minggu 20 Februari, sekitar pukul 21:00 WIT pada lokasi 3°33'12.00"S - 128°23'47.73"E dengan jarak dari Kansar Ambon kurang lebih 40 KM, Heading : 244° Barat Daya dari Kansar Ambon.

Kansar Ambon yang menerima laporan dari keluarga korban bernama Ny. Lela menjelaskan Hadji Guru Sangadji pergi melaut dan hilang di sekitar perairan Rohomoni, Pulau Haruku sejak kemarin dan belum kembali, meski pun masyarakat sudah melakukan pencarian tetapi tidak membuahkan hasil.

Tim penyelamat Kansar Ambon beserta potensi SAR menuju lokasi pencarian pada koordinat 3°33'12.00"S 128°23'47.73"E dengan jarak kurang lebih 40 Km, Heading 244° Barat Daya dari Kansar Ambon.

Sementara Komandan Pos Polairud Dobo, Polda Maluku, Iptu Erwin Terloit yang dihubungi secara terpisah juga membenarkan adanya dua buah long boat tenggelam di perairan Kepulauan Aru akibat gelombang tinggi dan angin kencang.

"Kejadiannya sekitar pukul 07:30 WIT dimana dua long boat yang ditumpangi enam orang asal Desa Kobamar menuju Kota Dobo dihantam gelombang di sekitar muara sungai Sir-Sir dan lima orang selamat, tetapi satunya belum ditemukan," kata Erwin.

Korban yang masih dalam pencarian tim SAR gabungan bernama Obet Siksikul.

Lokasi Kejadian 5.529749°- 134.499277° dengan jarak dari Unit Siaga SAR Dobo ke LKP kurang lebih 27 NM, Heading 50,64 timur laut dari Unit Siaga SAR Dobo.

Tim Rescue Unit Siaga SAR Dobo beserta Potensi SAR menggunakan kapal cepat UPP Kelas III Dobo menuju lokasi pencarian pada koordinat 5.529749°- 134.499277°, dengan jarak kurang lebih 27 NM, Heading 50,64° timur laut dari Unit Siaga SAR Dobo.

Sebelumnya BMKG Stasiun Meteorologi kelas II Pattimura Ambon, Maluku telah memberikan imbauan kepada warga agar mewaspadai potensi cuaca buruk (hujan lebat hingga sangat lebat) pada 20 - 26 Februari 2022.

Warga diimbau mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat, petir dan angin kencang.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Kamari mengatakan cuaca buruk berpotensi terjadi di Kota Ambon, Kabupaten Buru, Buru Selatan, Maluku Tengah,Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Maluku Tenggara, Maluku Barat daya, Kepulauan Aru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kota Tual.

Waspadai angin kencang >45 km/jam yang berpotensi terjadi di wilayah Kota Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Aru, dan Maluku Barat Daya.

Kamari menyatakan hasil analisa medan angin lapisan atas adanya potensi tekanan rendah pada wilayah Tenggara Papua dan laut Arafura, dapat menyebabkan terbentuknya wilayah perlambatan massa udara pada wilayah Maluku.

Selain itu, anomali suhu permukaan laut (SPL) satu pekan terakhir di sekitar wilayah perairan Maluku menunjukkan keadaan yang relatif hangat, khususnya pada wilayah perairan laut Banda dan perairan Kepulauan Kei - Aru yang mengindikasikan adanya tambahan pasokan uap air di sekitar wilayah tersebut.

Hal ini di dukung dengan keadaan kelembaban udara lapisan atas menunjukkan keadaan cukup basah di wilayah Maluku.