Menparekraf Sandiaga Uno Bakal Kunjungi Kepulauan Riau 2 Hari: Tinjau Batam dan Bintan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. (Foto: Instagram @sandiuno)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno dijadwalkan melakukan kunjungan kerja dalam rangka memantau kondisi pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada 22-23 Januari 2021.

"Pak Menpar berada di Kepri selama dua hari. Satu hari di Kota Batam dan satu hari di Kabupaten Bintan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, dikutip dari Antara, Kamis 21 Januari.

Sesuai jadwal, kata Buralimar, Menpar Sandiaga Uno akan berdialog dengan sejumlah pelaku industri parwisata dan dilanjutkan dengan peninjauan beberapa lokasi wisata seperti kawasan Nongsa di Batam dan Lagoi di Bintan.

"Pak Sandiaga juga dijadwalkan mengunjungi sejumlah pelaku UMKM di dua daerah itu," ujarnya.

Buralimar menyatakan pihaknya bakal menyampaikan kepada Menpar RU bahwa Kepri ini masuk tiga besar daerah kunjungan utama wisman di Indonesia. Nomor satu Bali, diikuti Kepri, lalu Jakarta.

Dia berharap Menpar RI dapat menetapkan lima program pembangunan prioritas wisata di daerah setempat.

"Bahkan, Kepri ini masuk skala super prioritas di Indonesia. Jadi, silakan Pak Menteri tentukan program wisata Kepri yang terbaik untuk Kepri," tuturnya.

Lebih lanjut, Buralimar bakal meyakinkan Menpar kalau Kepri, khususnya Batam dan Bintan sudah siap dari segi infrastruktur dan sarana prasarana pendukung untuk melaksanakan iven di tengah kondisi pandemi.

"Kepri terutama Nongsa dan Lagou sudah siap menggelar kegiatan dan menerima wisman. Semua sarana dan prasarana telah disiapkan secara matang," ujarnya.

Buralimar optimis kunjungan Menpar ke Kepri memberikan angin segar bagi perkembangan industri pariwisata di daerah itu.

Sejak pandemi melanda, tingkat kunjungan wisman ke Kepri terjun bebas. Selama ini industri pariwisata daerah ini memang bergantung dengan kedatangan turis asing.

Pemberlakuan larangan masuk wisman ke Kepri menyebabkan industri pariwisata terpuruk. Hal ini memicu pelaku wisata melakukan PHK dan merumahkan karyawannya.

"Dari data kami, ada sekitar 14 ribu pekerja wisata terdampak PHK dan dirumahkan imbas pandemi ini," demikian Buralimar.