TANGERANG – Kepolisian mengungkap kasus hanyutnya bocah berinsial RA (7) yang tewas karena di sungai kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Kanit Reskrim Polsek Pondok Aren AKP Erwin Subekti mengatakan awalnya korban hanya berpura-pura tenggelam karena ingin membuat video konten media sosial (medsos).
“Satu teman korban yang merekam (video) mengatakan bahwa korban hanya berpura- pura hanyut dan akan naik melalui jembatan berikutnya,” kata Erwin dalam keterangannya, Rabu, 10 Mei.
Kejadian itu berawal saat korban bersama teman-temannya tengah bermain di pinggiran sungai. Kemudian kedua temannya memutuskan untuk naik dari permukaan sungai.
“Kedua anak tersebut segera naik karena arus cukup terlihat deras, setelah itu saksi Rafasya naik dari sungai tepatnya di jembatan dekat sekolah SD. Sedangkan korban masih berenang dan mengikuti arus, tidak ikut naik,” ucapnya.
Lebih lanjut, salah satu teman korban menyebut bahwa mereka berniat membuat dokumentasi untuk berpura-pura hanyut. Alhasil kedua temannya memutuskan meninggalkan korban.
Alih-alih membuat konten, korban justru terbawa arus hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia oleh petugas BPBD Tangerang Selatan pada Rabu, 10 Mei.
“Beberapa menit berlalu, saksi Rizal mendengar adanya berita anak hanyut di sungai,” ujarnya.
BACA JUGA:
Pada saat itu suasana di lokasi kejadian kian ramai mendengar kabar ada anak hanyut.
Sebelumnya, bocah berusia 7 tahun berinsial RA yang dilaporkan hilang karena hanyut di sungai kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, berhasil ditemukan. Korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
“Sudah ditemukan, jam 7 (pagi) tadi,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tangsel M Faridzal Gumay saat dikonfirmasi, Rabu, 10 Mei.
Gumay menjelaskan korban berhasil ditemukan, jenazah tersangkut kayu tepi sungai.
“Nyangkut ditunggak (kayu) dengan posisi agak miring kepala di bawah kaki di atas,” ucapnya.