LABUAN BAJO - Presiden Joko Widodo akan memimpin seluruh pertemuan pada hari pertama KTT ke-42 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Labuan Bajo, NTT, pada Rabu 10 Mei.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Jokowi bakal memimpin lima pertemuan yang terdiri dari KTT dalam format pleno dan empat pertemuan dengan wakil-wakil dari ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), ASEAN Youth, ASEAN Business Advisory Council (ABAC), dan High-Level Task Force on ASEAN Community Post-2025 Vision (HLTF-ACV).
“KTT besok akan ditutup dengan makan malam,” ujar Retno dalam jumpa pers dikutip ANTARA, Selasa 9 Mei.
Pada hari kedua (Kamis, 11/5), Jokowi akan memimpin dua dari tiga pertemuan KTT, yaitu KTT sesi retreat serta KTT Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
Satu pertemuan lainnya, yakni KTT Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA), bakal dipimpin oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
KTT ke-42 ASEAN bakal dihadiri delapan pemimpin negara anggota ditambah Timor Leste, yang untuk pertama kali berpartisipasi dalam pertemuan puncak organisasi regional itu.
PM Thailand tidak akan hadir mengingat pemilu di negara itu akan dilakukan pada 14 Mei sehingga dia akan diwakili oleh Wakil PM Don Pramudwinai.
Sementara itu, Myanmar masih tidak diundang dalam KTT.
ASEAN selama ini telah mengecualikan junta Myanmar dalam pertemuan-pertemuan tingkat tinggi organisasi kawasan tersebut karena militer dianggap gagal menerapkan Konsensus Lima Poin.
Konsensus itu adalah sebuah rencana perdamaian yang diinisiasi oleh para pemimpin ASEAN pada April 2021 guna membantu mengakhiri konflik di Myanmar.
Selama keketuaannya di ASEAN tahun ini, Indonesia mengangkat tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" yang bermakna ASEAN relevan dan penting sebagai pusat pertumbuhan dunia.
Indonesia bermaksud memperkuat kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN sehingga mampu menjawab tantangan 20 tahun ke depan.
BACA JUGA:
Indonesia akan mengawal kawasan menuju ASEAN 2045 agar lebih adaptif, responsif, dan kompetitif.
Di bawah keketuaan Indonesia, berbagai pertemuan ASEAN diharapkan dapat menghasilkan sejumlah dokumen, antara lain tentang Visi ASEAN pasca 2025, penguatan kapasitas ASEAN, dan keanggotaan penuh Timor Leste.