MANGGARAI BARAT - Presiden Joko Widodo mengungkapkan prinsip Indonesia dalam memegang keketuaan ASEAN tahun 2023 sehubungan pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 yang diselenggarakan di Tanah Air.
Jokowi menekankan, Indonesia tak ingin menjadikan organisasi geopolitik negara Asia Tenggara sebagai proksi yang terlibat dalam perang apapun.
Hal ini diungkapkan Jokowi saat mengecek kesiapan sarana menjelang KTT ASEAN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Agenda KTT ASEAN di NTT bakal dilaksanakan pada 10 dan 11 Mei 2023.
"Prinsip Indonesia di keketuaan ASEAN adalah kolaborasi dan kerja sama dengan siapapun dan kita tidak ingin ASEAN menjadi proksi siapapun, proksi negara manapun," kata Jokowi dilihat dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Minggu, 7 Mei.
Jokowi menegaskan, Indonesia sebagai keketuaan ASEAN mengutamakan prinsip kolaborasi dan kerja sama ASEAN dengan pihak manapun.
"Yang kita inginkan asean adalah terbuka, kerja sama dengan siapapun dengan negara manapun sehingga penyelesaian setiap masalah di asean adalah prinsip dialog," urainya.
Ia mencontohkan peran ASEAN dalam konflik di Myanmar. Jokowi menyebut permasalahan ini akan dibahas secara khusus dalam KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo.
"Secara khusus akan dibahas, tapi acuan kita tetap untuk Myanmar. Acuan kita tetap five point consensus, tetap jadi acuan tetapi harus dengan dialog, karena menurut saya sanksi itu bukan sebuah solusi," urainya.
Untuk persoalan Myanmar, Jokowi berharap agar konflik di sana dapat segera diselesaikan. Kemudian, dia mengatakan bantuan kemanusiaan harus sampai kepada rakyat Myanmar.
"Yang ketiga, dialog yang penting, yang aktif tidak hanya di sini, tapi juga di Myanmar sendiri sudah harus aktif untuk berperan dalam dialog-dialog yang kita lakukan," tegasnya.