Bagikan:

JAKARTA - Pagi tadi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memimpin upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional yang terakhir dia lakoni di Halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah. Ganjar memberikan tiga poin penting untuk mengembangkan dunia pendidikan di Jawa Tengah.

Poin pertama bahwa akses pendidikan harus semakin banyak dan merata, dan mereka yang tidak mampu harus dibantu oleh negara. Ganjar menegaskan akses pendidikan yang mudah harus tersedia bagi seluruh kalangan masyarakat, tanpa terkecuali.

Hal ini penting agar semua orang dapat mengakses pendidikan dan memperoleh kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi diri.

"Akses pendidikan harus semakin banyak makin merata dan mereka yang tidak mampu harus dibantu negara," ujar Ganjar dalam keterangannya, Selasa 2 Mei.

Selama menjabat, Ganjar memang diketahui telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas di Jawa Tengah. Misalnya, Ganjar mengratiskan biaya SPP sekolah di Jateng. Bahkan, sekolah swasta juga tidak luput dari perhatian Ganjar.

Tak hanya itu, politisi PDIP ini juga sangat menaruh perhatian terhadap guru dan pegawai honorer di lingkungan pendidikan. Dia bahkan mengucurkan ratusan miliar kepada guru dan pegawai honorer.

Kebijakan yang dibuat, misalnya menetapkan honorarium Guru Tidak tetap sesuai UMK daerah ditambah 10 persen. Bagi pegawai tidak tetap mendapatkan hak sesuai UMK masing. Dulu, mereka hanya menerima Rp200 ribu , kini mencapat Rp2,3 juta per bulan atau bahkan lebih.

Selain itu, Ganjar juga mengucurkan insentif sebesar Rp247,6 miliar untuk lebih dari 200 ribu guru ngaji dan madrasah diniyah di Jateng.

Lebih lanjut, dalam upacara tersebut, Ganjar juga menekankan pentingnya mengikuti perkembangan zaman, termasuk inovasi teknologi yang digunakan dalam dunia pendidikan.

Untuk itu, Ganjar mengharapkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Tengah dapat dioptimalkan untuk mendukung kreasi dan inovasi yang diciptakan oleh anak muda, khususnya pelajar, untuk memaksimalkan kemampuan mereka.

Berdasarkan data, kesempatan warga Jateng masuk perguruan tinggi juga meningkat pesat. Jika diakumulasi, angka partisipasi sekolah anak mudia usia 19-23 tahun di Jateng meningkat 12 persen di era Ganjar.

Indeks Pembangunan Manusia di era Ganjar juga meningkat dari 68,78 persen pada 2014 menjadi 72,79 persen pada 2022.

Ganjar juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara BRIN, BRIDA, dan perguruan tinggi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang belum tuntas. Dia menekankan bahwa riset yang dilakukan harus lebih dalam lagi, sehingga dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Lebih dari itu, Ganjar juga menekankan pentingnya menjaga adab dan sopan santun terhadap para guru dan orang tua di dalam dunia pendidikan. Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan integritas diri, sehingga para pelajar memiliki pengetahuan dan kemampuan yang beriringan dengan kepribadian.

Ganjar menekankan bahwa nilai-nilai budi pekerti, seperti hormat pada orang tua dan cinta pada bangsa dan negara, harus ditanamkan sejak dini agar terbentuk kesantunan dan keadaban pada seluruh siswa pelajar.

"Ingat, ada budi pekerti yang mesti dimiliki agar kesantunan keadaban dari seluruh siswa pelajar itu ditanamkan sejak dini. Termasuk hormat sama orang tua, cinta pada bangsa dan negara itu sesuatu yang hari ini ingin kita sampaikan dalam Hari Pendidikan ini," ujar Ganjar.