JAKARTA - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning angkat bicara soal perpindahan dirinya dari Komisi IX ke Komisi VII DPR.
Dia mengaku tak mempermasalahkan perpindahan tersebut meski sempat tersenyum ketika tahu komisinya yang baru mengurusi energi, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup.
Ribka diketahui merupakan seorang dokter dan sudah 17 tahun menjadi anggota DPR Komisi IX yang mengurusi bidang kesehatan dan sosial.
"(Dirotasi) senyum-senyum aja sambil ketawa-ketawa, lucu juga ya dokter urus minyak dan listrik. Biasa urus orang sakit dan rumah sakit, sekarang harus belajar naik tangga betulin lampu mati," kata Ribka kepada wartawan, Selasa, 19 Januari.
Sementara saat ditanya mengenai alasan pemindahannya, Ribka enggan menjawab lebih jauh. Dia meminta hal ini lebih baik ditanyakan langsung kepada pimpinan fraksi.
"Aku nggak tahu. Tahu-tahu kemarin sore ada surat di kantor dipindahkan hari ini," ungkapnya sambil menambahkan dia sudah mulai bekerja di Komisi VII.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, saat menjadi anggota Komisi IX DPR, Ribka secara tegas mengatakan dirinya tak akan divaksin dan lebih memilih membayar denda.
Penolakan itu disampaikan saat rapat kerja antara Komisi IX DP dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala BPOM dan Dirut Bio Farma, Selasa, 12 Januari.
Dia menolak karena menilai uji klinis tahap tiga terhadap vaksin COVID-19 yang akan digunakan belum selesai dilakukan. Ditambah, ada banyak pengalaman buruk soal vaksin, di antaranya ada cerita tentang anak yang baru divaksin polio malah kemudian lumpuh layu.
Sepekan kemudian, melalui Surat Fraksi PDIP DPR Nomor 04/F-PDIP/DPR-RI/2022 tertanggal 18 Januari 2021, perombakan anggota fraksi terjadi. Namun, bukan hanya Ribka yang digeser dari Komisi IX ke Komisi VII.
Ada sejumlah nama lain seperti Johan Budi Sapto Pribowo dari Komisi II ke Komisi III, Marinus Gea dari Komisi III ke Komisi XI, dan Ihsan Yunus dari Wakil Ketua Komisi VIII menjadi anggota Komisi II.
Terkait perpindahan ini, Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI Bambang Wuryanto membenarkannya. Dia menyebut perpindahan fraksi ini adalah rotasi biasa meski ada alasan tertentu.
"ini rotasi biasa saja. Tetapi setiap keputusan politik pasti ada argumentasinya, yang barang tentu argumen tersebut didukung oleh fakta," kata Bambang kepada wartawan.
Meski begitu, dia berpesan kepada anggota fraksi yang dipindah harus melakukan introspeksi. "Semua pihak yang terkena rotasi silakan melakukan retrospeksi dan introspeksi," pungkasnya.