Serangan Kabut Asap dan Cuaca Panas, Menkes Malaysia Desak Warganya Tutup Jendela Tetap di Rumah
Ilustrasi kabut asap di China (Foto: Photoholgic/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Mengingat cuaca panas dan kabut asap yang secara bersamaan mempengaruhi negara itu, Menteri Kesehatan Malaysia Zaliha Mustafa telah menyarankan masyarakat membatasi waktu mereka di luar rumah dan menutupi diri.

Selain itu, warga juga diminta membatasi aktivitas fisik yang berat selama musim panas dan berkabut karena dapat meningkatkan risiko penyakit.

"Saat ini, negara kita sedang dilanda cuaca panas, yang mempengaruhi kualitas udara dan suhu lingkungan di beberapa daerah," katanya dalam pernyataan yang dikeluarkan dikutip dari channelnewsasia, Rabu, 19 April. 

Pembacaan indeks polusi udara (API) di atas 100 dianggap tidak sehat, sedangkan level di atas 200 dianggap sangat tidak sehat. Pembacaan lebih dari 300 biasanya dianggap berbahaya. 

Pada pukul 16.00 sore hari ini, 68 wilayah di negara yang memiliki stasiun pengukur indeks udara dilaporkan memiliki pembacaan sedang antara 51 dan 100. 

Media lokal, mengutip pembacaan API pada Selasa malam, sebelumnya melaporkan bahwa 11 lokasi mengalami kualitas udara yang tidak sehat. Namun, pada hari Rabu, tidak ada lokasi yang berada dalam kisaran kualitas udara yang tidak sehat.

Dr Zaliha menyarankan masyarakat untuk menutup jendela mereka untuk mencegah partikel kabut memasuki rumah atau bangunan mereka dan untuk menghindari aktivitas seperti merokok yang dapat meningkatkan polusi udara dalam ruangan. 

Menteri kesehatan juga menyarankan masyarakat untuk memilih mode sirkulasi udara internal saat menggunakan AC saat mengemudi dan minum air putih minimal delapan gelas sehari untuk menjaga tingkat hidrasi tubuh.

Dr Zaliha juga mengimbau masyarakat untuk sering mandi untuk mendinginkan diri dan menghindari mengenakan pakaian yang tebal, ketat, dan berwarna gelap untuk mempercepat proses hilangnya panas dari tubuh. 

"Jika memungkinkan, gunakan AC dan filter udara di rumah untuk menyaring partikel halus dan mencegah masuknya udara yang tercemar dari luar," katanya.

Sabtu lalu, Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Nik Nazmi Nik Ahmad mengatakan, kabut asap tersebut disebabkan oleh kebakaran lahan gambut dan pembakaran terbuka di beberapa wilayah di tanah air. 

"Kabut asap tidak hanya terjadi di Malaysia tetapi di negara-negara di kawasan ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara)," katanya seperti dikutip Bernama.