Bagikan:

JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto melepas 178 bus dari JIExpo Kemayoran, Jakarta yang akan mengantar peserta mudik gratis ke kampung halamannya. Dalam momen tersebut, dia sempat berkelakar tentang koalisi besar saat melihat warna bus yang akan berangkat.

Kata Hasto bus besar dan berwarna-warni di JIExpo itu seakan mewakili koalisi besar atau kerja sama besar berdasarkan sebutan PDIP. Sebab, partai ini sejak awal menyatakan tak ada diksi koalisi dalam sistem presidensial yang digunakan di Indonesia.

"Busnya besar-besar ya, sebenarnya rekan media enggak perlu bertanya kalau lihat busnya ada yang merah, ada hijau, ada kuning, ada biru (ini, red) mewakili apa yang mereka sebut koalisi besar atau diksi PDIP kerja sama besar," kata Hasto kepada wartawan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu, 19 April.

Lebih lanjut, Hasto menegaskan tak akan ada satu partai apapun yang mendominasi jika kerja sama partai politik tersebut terjadi. Dia bilang, rakyat yang justru harus menjadi perhatian bersama.

Hal ini sekaligus membantah adanya penilaian partainya akan mendominasi kerja sama besar tersebut. "Ketika ada yang teriak PDI Perjuangan jangan mendominasi itu suatu teriakan yang tidak perlu," tegasnya.

"Kalau bagi PDI Perjuangan yang mendominasi itu rakyat," sambung Hasto.

Lagipula, pembentukan kerja sama besar ini baru sebatas wacana. Belum ada yang bisa dikerucutkan dalam bentuk kesamaan dukungan maupun lainnya karena calon presiden maupun wakilnya juga belum diumumkan.

"Ini kan masih dalam wacana. Jadi diskursus karena ini belum dikerucutkan pada platform yang akan diusung pada pemerintahan yang akan datang," ungkap Hasto.

Nantinya, kerja sama politik baru bisa terkonsolidasi setelah nama pasangan calon di Pilpres 2024 diumumkan. Adapun nama yang bakal diumumkan dari PDIP tentu akan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum.

Hasto memastikan nama itu akan dipersiapkan dengan matang. "Yang dicari oleh Bu Mega dan dipersiapkan oleh Bu Mega adalah pemimpin yang kokoh secara ideologi, pemimpin yang visioner, pemimpin yang mempuni, pemimpin yang punya kemampuan profesional, tetapi sekaligus memahami kehendak rakyat," pungkasnya.