Bagikan:

TULUNGAGUNG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengevakuasi belasan penumpang perahu penyeberangan yang terjebak luapan Sungai Brantas.

Tidak ada korban jiwa/luka ataupun hilang dalam kejadian ini. Namun, penumpang yang sempat terjebak di atas geladak perahu penyeberangan dan terombang-ambing di tengah sungai mengaku trauma.

"Penyelamatan berlangsung cepat karena tim kami sudah terlatih," kata Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Tulungagung Nursono dikutip ANTARA, Kamis, 13 April.

Diceritakan, peristiwa itu terjadi mulai pukul 09.30 WIB. Saat perahu penyeberangan melintas menyeberangi sungai di perbatasan Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung dengan Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar itu mendadak debit air sungai Brantas meningkat pesat.

Ketinggian air naik, sehingga dua sisi dermaga terendam air dan menyebabkan perahu tak bisa menepi sandar ke pintu dermaga.

Akibatnya, perahu hanya terombang-ambing di tengah sungai, bertahan pada tali seling yang menjadi tambatan dinamis sarana transportasi air untuk penyeberangan orang dan kendaraan roda dua hingga roda empat tersebut.

"Evakuasi kami lakukan menggunakan perahu karet. Prioritas penyelamatan adalah mengevakuasi penumpang ke daratan. Sedang kendaraan dievakuasi sambil menunggu permukaan air surut," papar Nursono.

Proses evakuasi dilakukan dengan dibantu tim pemadam kebakaran, kepolisian dan TNI. "Alhamdulillah, (proses evakuasi) semua berjalan lancar," ujarnya.

Selain di Kecamatan Rejotangan, hampir bersamaan juga terjadi orang terjebak di tengah sungai di Desa Bukur, Kecamatan Sumbergempol.

Kepala Desa Bukur, Kecamatan Sumbergempol, Juni menerangkan ada enam orang yang terjebak di tengah sungai Brantas, masuk Desa Bukur Kecamatan Sumbergempol.

"Mereka kerja, sehari-hari memang bekerja tebang tebu di situ," kata Juni.

Di lokasi itu kebetulan ada delta yang dimanfaatkan untuk menanam tebu. Saat kejadian, keenam warga lokal tersebut sedang melakukan kegiatan tebang tebu.

Mereka sama sekali tidak mengetahui luapan air yang terjadi tiba-tiba sekitar pukul 09.30 WIB.

Setelah mengetahui air meluap, kata Juni, keenamnya bertahan dengan memanjat pepohonan yang ada di sekitar.

"Air yang naik lebih besar dibanding saat pladu beberapa waktu lalu," tutur salah seorang korban yang dievakuasi.