JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan serangan militer Israel terhadap jemaah di Masjid Al Aqsa merusak prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM).
"Tindakan Israel ini tidak saja tidak terhormat, akan tetapi juga telah merusak prinsip-prinsip HAM yang seharusnya dijunjung tinggi oleh siapa saja yang berakal sehat dan berbudi luhur,” kata Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangan tertulis, Jumat 7 April, disitat Antara.
Ia menyatakan hak-hak beragama umat Islam telah dengan sengaja dan sangat gamblang dihancurkan oleh Pemerintah Israel.
“Ini bukan kali pertama dilakukan, tapi sudah berkali-kali,” tegas Sudarnoto.
Bulan suci Ramadan di mana umat Islam meningkatkan ibadah mereka di Masjidil Aqsha telah dijadikan sebagai momentum dan alasan bagi Israel untuk melakukan pembatasan dan bahkan tindakan kekerasan terhadap kaum Muslimin jamaah Masjid Al Aqsa, kata dia.
“Tindakan penyerbuan dan tindakan kekerasan ini jelas-jelas bertentangan dengan hukum internasional. Karena itu, saya mengecam keras atas semua tindakan yang tidak beradab dan tidak manusiawi ini,” tuturnya.
Sudarnoto mengatakan, seluruh kejahatan Israel adalah eksponensial yang telah dilakukan sejak awal pertama kalinya tahun 1948 yang ditunjukkan di peristiwa Yaum al-Nakba hingga hari ini.
Tujuan tunggalnya ialah menguasai seluruh tanah Palestina. Israel sepertinya tidak akan berhenti melakukan aksinya dengan berbagai metode hingga Palestina benar-benar dikuasai seluruhnya.
“Tidak ada satu kekuatan pun yang bisa menghentikan langkah-langkah Israel. Benyamin Netanyahu nampak semakin mengalami tekanan berat karena terancam ambruk akibat problem politik internal. Ditambah lagi, normalisasi hubungan diplomatik antara Saudi Arabia dengan Iran yang difasilitasi oleh China merupakan ancaman serius bagi Israel, apalagi peran dan pengaruh Amerika terasa semakin lemah," tuturnya.
BACA JUGA:
Ia mengatakan, sikap brutal Israel adalah kompensasi dari kegalauan, kejengkelan dan tekanan terhadap pemerintahan Netanyahu.
Secara moral sesungguhnya Israel sudah mengalami kebangkrutan akut yang ditunjukkan dengan kebrutalan tadi.
Terkait dengan itu, lanjut dia, semua perlawanan terhadap Israel haruslah juga eksponensial dan dilakukan oleh siapapun dan di manapun juga yang cinta damai.
Ia mengatakan berbagai cara haruslah terus ditempuh sehingga kebangkrutan Israel ini benar-benar bisa terwujud semakin sempurna dan Palestina memperoleh kedaulatan dan kemerdekaannya.
“Dalam soal ini, saya memandang bahwa Saudi Arabia dan negara-negara lain yang selama ini telah melakukan normalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel sebaiknya mulai bangkit melakukan tekanan terhadap Israel,” kata Sudarnoto.
Ia mengatakan Iran, Turki, Indonesia, Malaysia dan China juga memiliki kekuatannya masing-masing untuk menekan Israel.
“Apalagi jika semua tekanan ini dilakukan secara bersama-sama antara lain juga dalam rangka mempengaruhi dan meyakinkan Amerika agar melakukan langkah yang lebih empatik dan progresif untuk menghentikan terorisme Israel,” tandasnya.