PADANG - Dengan tidak adanya pembatasan COVID-19, Pemprov Sumatera Barat (Sumbar) memprediksi perantau yang pulang mudik dan wisatawan yang berkunjung ke daerah itu pada Libur Lebaran 1444 Hijriah/2023 akan meningkat hingga empat kali lipat dari 2022.
"Tahun 2022 jumlah pemudik dan wisatawan yang datang ke Sumbar sekitar 1,8 juta orang. Tahun ini diprediksi meningkat hingga empat kali lipat, karena itu persiapan harus benar-benar matang," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi dikutip ANTARA, Kamis, 6 April.
Ia mengatakan peningkatan itu didorong oleh sudah tidak adanya pembatasan yang dilakukan karena pandemi COVID-19 sehingga pemudik dan wisatawan lebih leluasa untuk pulang kampung.
Menurutnya, lonjakan itu akan membawa konsekuensi baik positif maupun negatif. Dari sektor ekonomi perputaran uang akan lebih banyak. Bila tahun lalu total perputaran uang mencapai Rp3 triliun selama libur Lebaran, maka tahun ini bisa mencapai Rp10 triliun.
Namun, kemungkinan terjadinya kemacetan akibat penumpukan di destinasi wisata, persimpangan hingga pasar tumpah juga akan semakin besar. Karena itu perlu disiapkan satu sistem yang jelas untuk mengantisipasinya.
"Rencananya untuk lalu lintas ini akan dilakukan rekayasa satu arah. Ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi," katanya.
Persoalan sampah dan keamanan juga menjadi hal yang disorot oleh Gubernur Mahyeldi karena dua hal itu juga mempengaruhi kenyamanan perantau dan wisatawan saat berkunjung ke Sumbar.
Sementara itu Asisten II Setdaprov Sumbar, Wardarusmen mengungkapkan pemudik yang masuk ke Sumbar akan didominasi jalur udara dan darat.
Untuk jalur udara melalui pintu gerbang Bandara Internasional Minangkabau (BIM), perbandingan jumlah penerbangan tahun ini diprediksi mengalami peningkatan karena akan mengalami lonjakan kedatangan penumpang pesawat masuk ke BIM sebanyak 4 kali lipat dibandingkan tahun 2022.
“Jika tahun 2022 lalu jumlah pemudik yang datang melalui BIM mencapai 24 ribu, maka tahun sekarang bisa mencapai 100 ribu lebih. Karena itu dibutuhkan dukungan dan kesiapan PT Angkasa Pura II Cabang BIM,” katanya.
Sementara, melalui jalur darat, pemudik yang pulang kampung juga mencapai empat kali lipat dibandingkan tahun lalu. Pemudik akan didominasi dari Pekanbaru, Jambi dan Jakarta. Bahkan, juga ada kunjungan perantau asal Agam dari Malaysia sebanyak dua ribu orang yang akan pulang bersama pada Lebaran tahun ini.
“Ini menjadi kewajiban Pemda memberikan pelayanan terbaik. Makin banyak orang datang diharapkan akan banyak uang dibawa ke Sumbar," katanya.
Dengan terjadinya lonjakan pemudik pada lebaran tahun ini, maka langkah antisipasi mengatasi kemacetan, kebersihan serta keamanan dilakukan, dengan belajar dari pengalaman saat mudik lebaran tahun 2022.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumbar, Dedy Diantaolani mengatakan kemacetan lalu lintas yang cukup parah pada Lebaran tahun 2022 menjadi pelajaran untuk mengantisipasi kejadian yang sama pada 2023.
Ia menyebut saat ini sejak awal Pemprov Sumbar bersama pihak terkait telah memetakan titik kemacetan dan mencarikan solusi diantaranya rekayasa arus alu lintas dan penempatan petugas.
Dedy mengungkapkan untuk lalu lintas, jalur yang sangat rawan macet terdapat pada jalur Padang-Bukittinggi-Limapuluh Kota-Payakumbuh. Juga ada jalur Pesisir Selatan dan Solok.
Khusus Padang-Bukittinggi, dengan jarak tempuh sekitar 70 kilometer, diprediksi lama waktu tempuh mencapai 8 sampai 9 jam saat Lebaran nanti. Hal ini terjadi karena ada sejumlah titik lokasi rawan kemacetan.
BACA JUGA:
“Di jalur Padang-Payakumbuh ada 25 titik kemacetan. Yakni Padang Pariaman ada lima titik. Padang Panjang ada tiga titik, Tanah Datar ada enam titik, Agam ada enam titik. Di Limapuluh Kota ada dua titik. Sementara di Bukittinggi saat lebaran akan mengalami kemacetan di seluruh titik,” ujarnya.
Di Kabupaten Solok titik rawan macet itu berada di kawasan Dermaga Danau Singkarak. Sementara di Kota Solok di Simpang Salayo