Bagikan:

JAKARTA - Ulama kharismatik, Syekh Ali Saleh Muhammed Ali Jaber atau lebih dikenal dengan Syekh Ali Jaber meninggal dunia dalam usia 44 tahun. Syekh Ali Jaber meninggal dunia dalam kondisi negatif COVID-19.

Putra sulung Syekh Ali Jaber, Al Hasan Ali Jaber mengatakan, semasa masih hidup sang ayah berpesan kepada dirinya untuk selalu menjaga salat dan ibunya. Pesan ini juga disampaikan kepada keluarga.

"Pesannya dari dulu selalu jaga salat, jaga salat, jaga salat, jangan tinggalkan salat karena salat itu tiang agama. Terus jangan lupa jaga ibu dan keluarga," ujar Al Hasan Ali Jaber saat ditemui di rumahnya di Jalan Ade Irma Suryani, Kota Mataram, Kamis dilansir Antara, Kamis, 14 Januari.

Al Hasan Ali Jaber mengaku, dirinya dan keluarga mengikhlaskan kepergian Syeikh Ali Jaber. Meski demikian, dirinya tidak memiliki firasat apapun terkait meninggalnya sang ayah.

"Kalau firasat tidak ada sama sekali," terangnya.

Menurutnya, semasa hidup Syeikh Ali Jaber tidak pernah meminta dirinya untuk meneruskan pekerjaan almarhum sebagai seorang pendakwah. Karena pesan almarhum kepada dirinya untuk tetap selalu menjaga shalat dan tidak meninggalkan shalat.

"Belum ada, cuman yang selalu beliau pesan itu jaga salat, karena insyaAllah kalau shalat lancar maka hidup akan dipermudah, terus jangan lupa mengkhatamkan Alquran," ucap putra sulung Syeikh Ali Jaber ini.

Sebelum kembali ke Lombok pada Senin, 11 Januari lalu, dirinya lama berada di Jakarta untuk memantau kondisi Syeikh Ali Jaber selama dalam perawatan di rumah sakit.

"Karena kondisinya beliau terus membaik, saya akhirnya memutuskan pulang, tapi pada Kamis, 14 Januari pagi kami dikabarkan bahwa kondisi Syeikh Ali Jaber terus menurun, oksigen turun dan panasnya naik. Tapi meninggalnya Syeikh Ali Jaber dalam kondisi negatif COVID-19," jelasnya.

Terkait pemakaman, Syeikh Ali Jaber, pihaknya sepenuhnya menyerahkan yang terbaik, meski semasa hidup Syeikh Ali Jaber pernah berpesan ingin dimakamkan di Lombok.

"Kalau bisa dimakamkan di Lombok, kami akan usahakan. Tetapi kalau ada halangan dan sesuatu lain hal kita mencari jalan terbaik, informasi terakhir dimakamkan di Jakarta atau Tanggerang," ujarnya.

Meski demikian, diakuinya pihak keluarga memang berharap agar bisa dimakamkan di Lombok, karena keluarga besar Syeikh Ali Jaber semua ada di Lombok.

"Semua kami lagi berduka, insyaAllah almarhum ditempatkan di sisi yang terbaik oleh Allat SWT. Sekarang kami dan keluarga sore ini mau berangkat ke Jakarta, bersama ibu dan keluarga besar," katanya.