MATARAM - Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan temuan jenazah ketiga oleh tim gabungan pencarian dan pertolongan di kawasan Barat Laut Pulau Lombok adalah korban terakhir dari insiden kebakaran kapal tanker MT Kristin Surabaya dengan nama Diki Abdul Azis.
"Iya, dari identifikasi Tim DVI (Disaster Victim Identification) Polri, dipastikan jenazah yang ditemukan pagi tadi ini adalah korban terakhir bernama Diki Abdul Azis," kata Kepala Subdirektorat Kedokteran Kepolisian (Dokpol) Polda NTB Ajun Komisaris Besar Polisi dr. Dadik Sudiantono dikutip ANTARA, Kamis, 30 Maret.
Dadik pun meyakinkan jenazah tersebut merupakan Diki Abdul Azis berdasarkan hasil Tim DVI Polri yang melakukan identifikasi dengan metode "Secondary Investigation".
Metode ini dijalankan dengan pengumpulan data antemortem dan antropometri atau ciri-ciri khusus korban terkait adanya bekas cedera patah pada tulang rusuk Diki Abdul Azis.
"Setelah kami cocokkan, memang ada (cedera patah pada tulang rusuk)," ujarnya.
Keterangan itu pun, jelas dia, didapatkan Tim DVI Polri dari pengakuan paman dan ibu kandung Diki Abdul Azis.
Keterangan dari anak buah kapal (ABK) yang selamat juga menguatkan bahwa jenazah tersebut merupakan Diki Abdul Azis. Keterangan itu terkait pakaian yang digunakan.
"Saat terakhir, korban menggunakan 'slayer' (kain penutup kepala) dan pakaian yang serupa dengan yang ada pada jenazah," ucap dia.
Keterangan lain juga dikuatkan dari hasil identifikasi sidik jari yang sesuai dengan data Diki Abdul Azis yang terekam saat mengurus surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).
"Sidik jari, hasilnya sudah cocok, jadi bisa dipastikan ini korban ke tiga atas nama Diki," kata Dadik.
Jenazah warga Tulungagung, Jawa Timur, yang bertugas sebagai mualim kapal itu ditemukan sekitar 7 mil laut dari titik kejadian pada pukul 07.45 Wita. Jenazah Diki pun dievakuasi melalui Pantai Ampenan, Kota Mataram.
Insiden kebakaran kapal tanker milik perusahaan jasa pengangkut PT Hanlyn Jaya Mandiri itu terjadi Minggu (26/3) sekitar pukul 14.45 Wita, ketika sedang menunggu antrean distribusi di Perairan Barat Pulau Lombok.
Rencananya, kapal yang mengangkut 5.900 kiloliter pertalite milik Pertamina tersebut akan melakukan pengisian di Depo Pertamina Ampenan, Kota Mataram.
Sebelum kobaran api dan kepulan asap terlihat mengitari kapal tanker, warga pesisir pantai sempat mendengar adanya suara ledakan.
BACA JUGA:
Kabarnya, sebelum terjadi ledakan, ada sebanyak tiga ABK sedang bertugas menurunkan jangkar dari posisi geladak depan kapal.
Kapal tanker MT Kristin Surabaya ini pun diketahui mengangkut 17 ABK beserta kapten kapal dengan 14 di antaranya selamat.