Bagikan:

TANJUNGPINANG - Komando Armada (Koarmada) I mengerahkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Silas Papare-386 mengirimkan bantuan sosial untuk masyarakat terdampak bencana banjir dan longsor di Pulau Serasan Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).

Kapal perang yang dikomandani Letkol Laut (P) Agus Yunianto itu diberangkatkan dari dermaga Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal Perang TNI AL (Fasharkan) Mentigi di Tanjung Uban, Kabupaten Bintan.

Panglima Koarmada I Laksda TNI Erwin S. Aldedharma menyampaikan pengiriman bantuan bencana alam ini merupakan bentuk kepedulian dari jajarannya dalam mendukung percepatan pemulihan korban banjir dan tanah longsor di Serasan.

“Hal ini merupakan implementasi perintah Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali yang disampaikan di berbagai kesempatan bahwa TNI AL selalu siap siaga dan harus mampu merespon cepat, bahkan dalam hitungan jam untuk menjangkau daerah terdampak guna melakukan operasi kemanusiaan, dalam melaksanakan operasi militer selain perang (OMSP),” kata Panglima Koarmada I di Tanjungpinang, Senin, 13 Maret.

Laksda TNI Erwin menyampaikan bantuan sosial tersebut merupakan hasil sumbangan dari Polda Kepri, Korem Tanjungpinang, Binaan Kementerian Sosial Tanggap Bencana, dan Himpunan Keluarga Serasan yang berdomisili di Kota Tanjungpinang.

Bantuan yang dimaksud meliputi mi instan, selimut, sarung tangan, pakaian dewasa, pakaian anak-anak, susu, makanan bayi, perlengkapan bayi, hingga perlengkapan wanita.

Selain itu, ada juga dikirimkan lima orang tenaga psikiater yang sangat dibutuhkan untuk mendampingi korban memulihkan trauma bencana longsor di Serasan.

"Bantuan yang dikirim ini tentu sangat bermanfaat bagi saudara-saudara kita di Serasan. Semoga para korban longsor diberikan kesabaran dan ketabahan menghadapi musibah ini," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan data BNPB hingga Minggu (12/3), jumlah korban jiwa dampak tanah longsor di Pulau Serasan yang sudah ditemukan mencapai 46 orang, terdiri dari 24 laki-laki dan 22 perempuan. Sampai saat ini, masih ada sekitar sembilan orang korban longsor yang belum ditemukan.

Longsor yang terjadi pada Senin (6/3) itu juga merusak 100 unit rumah warga, dan memaksa 2.240 korban mengungsi yang tersebar di PLBN (436 orang), Desa Payak (605 orang), Desa Batu Berlian (136 orang), SMA N 1 Serasan (238 orang), Pelimpak (432 orang), dan Airnusa (393 orang).