DENPASAR - Presiden Jokowi (Jokowi) menegaskan agenda panen raya di Kebumen, Jawa Tengah bersama Menhan Prabowo Subianto dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo hanya kebetulan. Saat ditanya terkait komposisi capres-cawapres antara Prabowo dan Ganjar yang banyak dianggap orang komposisi pas, Jokowi menyebut komposisi kedua tokoh itu ideal.
“Iya ideal semuanya," ujar Jokowi ditanya wartawan komposisi ideal antara Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar dalam wawancara di Denpasar, Bali, Senin, 13 Maret.
Saat menjawab pertanyaan wartawan, Jokowi menegaskan, agenda di Kebumen memang ‘kebetulan’. Karena saat itu Prabowo hendak ke Magelang, Jawa Tengah.
"Itu panen raya di sawah. Kebetulan Bapak Prabowo mau ke Magelang, saya ajak bareng, udah bareng, turun di Kulon Progo. Karena pertemuan bapak Prabowo-nya siang, sudah ke sawah dulu kita panen raya. Ada saya, ada Bapak Ganjar ada Bapak Prabowo, gitu saja," kata Presiden Jokowi.
Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan upaya menduetkan pasangan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dapat meniru pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin pada Pemilu 2019.
"Senioritas bukan lagi menjadi penghalang saat ini untuk menjadi calon presiden atau calon wakil presiden," kata Adi Prayitno dilansir ANTARA, Minggu, 13 Maret.
BACA JUGA:
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu mencontohkan Presiden Joko Widodo yang sudah dua kali mendapatkan cawapres pada Pemilu 2014 dan 2019, yang lebih senior dan berpengalaman darinya.
Menurut dia, Prabowo lebih senior memang tidak bisa dibantah. Akan tetapi, pada pemilu presiden 2014 dan 2019, Jokowi juga memiliki cawapres yang lebih senior, yakni Jusuf Kalla dan Ma'ruf Amin.
"Namun, elektabilitas dan dukungan untuk Jokowi lebih unggul saat itu. Jokowi didukung PDI Perjuangan yang suaranya terbanyak dan secara personal, elektabilitas Jokowi lebih tinggi daripada JK dan Kiai Ma'ruf," jelasnya.
Menurutnya, saat ini kondisi Ganjar pun serupa dengan Jokowi kala pilpres lalu. Ganjar meraih elektabilitas lebih tinggi daripada Prabowo di beberapa survei saat ini. Posisi Prabowo disebutnya sebagai posisi kedua untuk tingkat elektabilitas calon presiden menjelang 2024.