Bagikan:

JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) siap mendistribusikan bantuan pangan pemerintah untuk mendukung percepatan penurunan angka stunting di Indonesia yang kesiapan tersebut sejalan dengan target angka prevalensi stunting pemerintah di bawah 14 persen pada 2024.

Direktur Bisnis Kurir & Logistik Pos Indonesia Siti Choiriana dalam keterangan tertulisnya, mengatakan Pos Indonesia berkomitmen mengakselerasi industri logistik di kawasan timur Indonesia, sebagai langkah konkret mendorong pemerataan ekonomi hingga wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).

"Daya dukung tersebut untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia hingga daerah 3T sebagai upaya kami mendorong pertumbuhan ekonomi di semua wilayah Indonesia," jelas Ana, pangilannya, dilansir dari Antara, Minggu 12 Maret.

Salah satu faktor penyebab stunting adalah kerawanan pangan di masyarakat. Hal itu karena masih adanya angka kemiskinan di Indonesia sebesar 9,57 persen atau 26,36 juta jiwa (BPS, 2022).

Pemberian bantuan akan membantu rakyat miskin yang sulit untuk menjangkau pangan karena keterbatasan ekonomi. Secara nasional, pemerintah menargetkan penurunan daerah rentan rawan pangan dari 14 persen (tahun 2022) menjadi 13 persen (tahun 2023) dan 12 persen (tahun 2024).

Komitmen Pos Indonesia dalam mendukung pemerintah untuk melakukan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia dilakukan dalam acara Logistic Day di Bali beberapa waktu lalu.

Ana menegaskan Pos Indonesia berkomitmen mendorong interkoneksi logistik seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, termasuk kawasan timur Indonesia.

Untuk menjangkau seluruh wilayah, Pos Indonesia membagi wilayah kerja menjadi enam daerah atau regional.

Pembagian regional tersebut mencakup seluruh provinsi yang ada di Indonesia, dengan daya dukung 42 kantor cabang utama, 168 kantor cabang, dan 4.308 kantor cabang pembantu.

Selain itu, untuk memperkuat industri logistik di Tanah Air, Pos Indonesia mendukung dan mengembangkan interkoneksi dengan perusahaan kurir dan logistik baik domestik dan internasional.

Kerja sama ini sebagai salah satu strategi untuk pemenangan layanan logistik dunia untuk harga yang lebih kompetitif.

"Pos Indonesia selaku penyelenggara bisnis kurir-logistik, juga berkolaborasi dengan BUMN klaster logistik atau dengan perusahaan swasta untuk produk layanan baik di first mile, middle maupun last mile menggunakan digital platform. Ini dalam rangka mempercepat proses pendistribusian logistik para pelaku usaha di Indonesia sebagai upaya mendukung stabilitas ekonomi nasional," kata dia.

Pos Indonesia berpengalaman melakukan kegiatan kurir dan logistik selama ratusan tahun mulai dari kiriman ritel, kiriman korporasi, penggarapan proyek pemerintah baik distribusi kiriman pemilu, distribusi bansos beras, set top box (STB), penyaluran BLT, logistik KPU untuk pemilu, bantuan subsidi upah dan penugasan pemerintah yang lainnya.

Pos memiliki gudang di 151 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Gudang ini dapat dimanfaatkan untuk management fulfillment produk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Kami juga memberikan end-to-end logistic solution. Belum lama ini, kami berhasil mendorong puluhan produk UMKM merambah ekspor ke negara-negara di Timur Tengah," kata dia.

Hal ini tak lepas dari posisi Pos Indonesia sebagai bagian dari organisasi dunia UPU (United Postal Union) dengan layanan atau service kiriman Pos Internasional ke 228 negara sehingga mampu berkolaborasi dengan semua pihak untuk melakukan distribusi semua kiriman internasional.