JAKARTA - Operator jaringan restoran sushi kenamaan Kura Sushi Inc., mengumumkan mereka telah memasang sistem kamera yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan pada ban berjalan di restorannya, setelah industri tersebut diguncang oleh serangkaian insiden yang melibatkan pelanggan menjilati botol kecap dan melakukan tindakan tidak higienis lainnya.
Skandal besar berdampak pada sektor ini, karena beberapa kasus direkam dan diunggah secara online, menarik jutaan penayangan dan mendorong beberapa restoran untuk mengajukan laporan kerusakan ke polisi.
Kura Sushi, yang telah memasang kamera di restorannya untuk menghitung piring pelanggan, telah memodifikasi sistemnya sehingga dapat mengidentifikasi perilaku yang mencurigakan, seperti mengembalikan piring ke sabuk konveyor.
Kantornya di Prefektur Saitama, dekat Tokyo, dan Osaka akan diberi tahu setelah sistem mendeteksi perilaku tersebut, dan restoran tempat insiden tersebut terjadi akan diinformasikan. Peralatan baru tersebut dapat mengidentifikasi pelat khusus dan nomor kursi yang dimaksud, katanya.
"Sushi sabuk konveyor adalah sesuatu yang kami banggakan sebagai bagian dari budaya Jepang. Kami ingin memastikan pelanggan kami dapat makan sushi yang diantarkan dengan sabuk dengan aman dan nyaman," kata seorang pejabat perusahaan, melansir Kyodo News 2 Maret.
Restoran sushi lainnya juga mulai mengambil tindakan pencegahan dalam menghadapi lonjakan pelanggan jahat yang tiba-tiba.
Sushiro, rantai sushi ban berjalan lainnya, mengatakan bulan lalu akan membatasi sementara penggunaan ban berjalan untuk memesan makanan.
【悲報】回転寿司炎上界隈に新たな挑戦者あらわる
今度はスシローで醤油さしや湯飲みをベロベロ舐めまくり&回る寿司にも唾タッチ pic.twitter.com/RMUk3caZQE
— 滝沢ガレソ🪚 (@takigare3) January 29, 2023
Diberitakan sebelumnya, Akindo Sushiro Co. mengatakan dalam siaran pers, pelanggan akan diminta untuk memesan makanan di panel layar sentuh, alih-alih mengambil makanan siap saji yang disajikan di piring yang berjalan dengan sabuk konveyor melewati banyak pengunjung. Itu setelah pelanggan ditemukan telah menyalahgunakan dan menjilat cangkir dan sushi yang tidak terpakai.
Langkah tersebut dilakukan setelah video perilaku tidak higienis oleh pelanggan di restoran viral di dunia maya, membuat Akindo Sushiro mengajukan keluhan kerusakan secara hukum kepada polisi, terhadap pelanggan awal pekan ini.
Selain itu, restoran Sushiro akan memasang papan akrilik di antara kursi dan ban berjalan, untuk mencegah kontak yang tidak perlu antara sushi dan pelanggan. Jika pelanggan merasa tidak nyaman menggunakan cangkir teh dan bumbu yang disediakan di meja mereka, restoran akan menggantinya dengan yang berbeda saat diminta.
Sebelumnya, dalam sebuah video yang dibagikan secara luas di media sosial, seorang pelanggan cabang Sushiro di Prefektur Gifu, Jepang kedapatan menjilat bagian atas botol kecap yang terbuka, memasukkan tepi cangkir teh yang tidak terpakai ke dalam mulut mereka, hingga kemudian menggosok sepiring sushi yang lewat dengan jari tertutup air liur.