Bagikan:

JAKARTA - Jumlah kematian akibat virus corona dari China mencapai 811 orang tewas. Jumlah ini melampaui korban kematian akibat epidemi SARS tahun 2002-2003, yaitu 774 orang di dunia. 

Dilansir New York Times, Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan, jumlah infeksi yang dikonfirmasi hingga saat ini mencapai 37.198 kasus. 89 kematian dan 2.656 kasus baru dicatat dalam 24 jam sebelumnya, kebanyakan dari mereka di Provinsi Hubei, jantung dari wabah tersebut.

Banyak dokter percaya bahwa kematian dan infeksi dari epidemi saat ini di China tidak terhitung karena fasilitas pengujian di rumah sakit dan laboratorium berada di bawah tekanan yang parah.

Jumlah kasus baru yang yang ada di China telah stabil dalam beberapa hari terakhir. Tetapi pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan agar tidak terlalu banyak membaca angka-angka itu. Sebab, Provinsi Wuhan dan Hubei masih di tengah-tengah wabah yang serius.

"Sangat, sangat dini untuk membuat prediksi," kata Dr. Michael Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO. "Ini masih merupakan wabah yang sangat, sangat intens di Wuhan dan Hubei," tambahnya.

Langkah yang diberlakukan di Hubei tampaknya membuahkan hasil untuk menekan penyebaran virus corona. Tapi, Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan, virus tersebut tak bisa diprediksi.

"Kami harus memahaminya dengan hati-hati karena itu dapat menunjukkan stabilitas selama beberapa hari dan kemudian mereka dapat meningkat," katanya. 

"Saya sudah mengatakannya berkali-kali, itu lambat sekarang tetapi mungkin dipercepat," tambah dia.