BANYUASIN - Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, membutuhkan anggaran Rp6 miliar untuk mengatasi permasalahan sampah hingga tuntas di daerah itu.
Bupati Banyuasin Askolani Jasi mengatakan anggaran tersebut untuk mengatasi masalah pengangkutan dan pengolahan sampah.
Pengangkutan sampah menjadi masalah karena saat ini sebagian besar alat pengangkutan di Banyuasin mengalami kerusakan cukup parah.
Menurut Askolani, atas kerusakan tersebut maka hanya sebesar 20 persen dari jumlah produksi sampah di Banyuasin per hari yang bisa diangkut dari setiap kawasan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Dinas Lingkungan Hidup Banyuasin mencatat jumlah produksi sampah rumah tangga non organik setempat mencapai 400 ton per hari, sehingga jumlah sampah yang terangkut hanya 80 ton per hari, selebihnya belum terangkut ke TPA.
“Melihat beban anggaran yang cukup besar dan masalah yang dihadapi soal sampah ini Banyuasin meminta bantuan armada truk kepada gubernur untuk meringankan,” ujarnya dilansir ANTARA, Kamis, 2 Maret.
Dari anggaran tersebut juga bakal dimanfaatkan dalam hal pengolahan sampah organik yang kemudian dianggap berpeluang ekonomi bagi masyarakat dan daerah.
BACA JUGA:
Sampah organik tersebut dapat diolah di antaranya menjadi pupuk, sebagaimana yang saat ini sudah mulai dikembangkan di kawasan Desa Talang Buluh, Talang Kelapa, Banyuasin.
Kabupaten Banyuasin memproduksi sampah organik mencapai 240 ton per hari.
Berdasarkan perhitungan, sampah tersebut dapat memiliki nilai jual Rp1.000 per kilogram maka bila semuanya dapat diolah maksimal menjadi pupuk potensi ekonominya mencapai Rp240 juta per hari bahkan mencapai Rp87,5 miliar per tahun.