Bagikan:

JAKARTA  -  Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyebutkan, kelompok bersenjata hingga separatis di Papua tengah merancang aksi besar-besaran pada 10-12 Januari. 

Skenario yang dibuat jelang aksi yang disebut 'mogok sipil nasional' dilakukan dengan pembakaran pesawat hingga penembakan helikopter milik PT Freeport Indonesia di Kampung Tsinga, Distrik Tembagapura, Mimika, Rabu, 6 Januari lalu.

"Kejadian pembakaran pesawat MAF di Intan Jaya maupun penembakan helikopter semuanya berkaitan. Dari hasil pemantauan lewat sarana yang kami punya, memang benar mereka sedang merancang aksi pada 10-11 Januari ini. KKB yang juga didukung kelompok separatis lain yang di kota dan sekitarnya akan melakukan aksi," kata Paulus di Timika dilansir Antara, Jumat, 8 Januari. 

Polda Papua, tegas Paulus, telah bekerja sama dengan semua unsur kekuatan yang ada di wilayah untuk menyikapi aksi tersebut. Petugas akan diterjunkan di beberapa titik yang dianggap rawan. 

"Antisipasi sudah kami lakukan untuk di beberapa titik, berutama di Tembagapura dan sekitarnya, dan di beberapa wilayah kita konsentrasikan kekuatan," jelasnya.

BACA JUGA:


Pembakaran pesawat hingga penembakan helikopter, menurut dia sengaja diciptakan, menunjukan eksistensi kelompok separatis Papua di mata dunia internasional. Terutama, negara-negara yang selama ini mendukung perjuangan melepaskan Papua dari NKRI.

"Itu kan gerakan-gerakan yang sengaja mereka ciptakan untuk menunjukan kepada dunia atau negara-negara pendukung bahwa mereka masih ada dan masih ada aktivitas politik dan sebagainya. Nanti rancangannya mereka akan melakukan mogok sipil dimana seluruh aktivitas akan dihentikan," terang dia. 

Aparat TNI dan Polri serta seluruh kekuatan yang ada di Papua, kata Paulus, tentu tidak membiarkan aksi 'mogok sipil nasional' itu terjadi.

"Makanya kemarin-kemarin itu ada kelompok kecil yang membawa aspirasi mau menolak Otsus itu kami redam atau padamkan di titik-titik awal sehingga mereka tidak jadi berkumpul menjadi satu yang bisa kemudian tercipta keinginan mereka untuk melakukan mogok sipil ini," kata dia.

Dia juga meminta semua pihak bekerjasama dalam mengantisipasi gangguan Kamtibmas. khususnya di wilayah yang sulit dijangkau atau terisolasi.  Pasukan TNI dan polisi sulit menjangkau lokasi tersebut. 

"Yang perlu kita waspadai terutama di dusun-dusun, kampung dan distrik yang lokasinya sulit terjangkau karena kekuatan kami tidak bisa tergelar hingga di daerah-daerah itu," kata dia.