Bagikan:

JAKARTA - Polda Jawa Tengah (Jateng) memastikan pengamanan laga sepakbola PSIS melawan Persis Solo di Stadion Jatidiri, Semarang sesuai standar operasional prosedur (SOP). Begitu juga saat suporter PSIS memaksa masuk stadion karena ingin menonton secara langsung pada Jumat, 17 Februari kemarin.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan, ketika suporter rusuh ingin menonton langsung di stadion, penurunan personel dilakukan secara bertahap. Mulai dari pengerahan personel pengendali massa hingga tim anarkis dari Brimob ketika eskalasi makin meningkat.

"Kami sudah melakukan tiga penyekatan," kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Sabtu, 18 Februari.

Iqbal memerinci penyekatan pertama dilakukan di pertigaan Akademi Kepolisian (Akpol) arah masuk Jalan Semeru. Ketika itu, sekitar pukul 15.00 WIB, polisi melihat kerumunan kecil suporter yang berujung imbauan agar mereka kembali karena pertandingan digelar tanpa penonton.

Penyekatan kedua dilakukan di depan Alfamart Telaga Bodas arah Stadion Jatidiri. Kejadian ini disebut Iqbal terjadi berselang 15 menit dari penyekatan pertama.

Saat itu, kerumunan suporter lebih banyak dari sebelumnya dan beringas. Mereka juga tidak mengindahkan imbauan pihak kepolisian untuk kembali.

Masih di lokasi yang sama, rombongan ini terus merangsek dan memaksa menuju arah stadion. Suporter ini melempari petugas yang berjaga dengan batu dan botol.

Penyekatan terakhir dilakukan di kawasan Stadion Jatidiri. Imbauan petugas melalui pengeras suara tak digubris massa meskipun negosiasi oleh negosiator dari Polwan dan PSIS sudah turun tangan.

Saat itu diperkirakan ada 1.500 suporter yang terus merangsek ke dalam stadion. Mereka bahkan terus melempari polisi dengan batu dan botol hingga akhirnya gas air mata dilontarkan untuk membubarkan massa.

Gas air mata ini digunakan setelah petugas yang berjaga tak lagi mampu membendung massa. "Penggunaan gas air mata adalah opsi terakhir," tegasnya.

Lebih lanjut, Iqbal memastikan persiapan pengamanan pertandingan sudah dilakukan sejak sepekan sebelumnya. Panitia pelaksana juga sudah mengundang seluruh instansi terkait dan menyatakan tak ada tiket yang terjual.

"Kami berharap situasi serupa tidak lagi terulang pada laga-laga mendatag yang digelar di seluruh stadion di Jawa Tengah," pungkas Iqbal.