Bagikan:

BENGKULU - Kantor Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Wilayah Provinsi Bengkulu meminta agar para pedagang tidak melakukan pengoplosan terhadap beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Manager SCPP Bulog Provinsi Bengkulu Irfan Arfian mengatakan pihaknya juga meminta serta mengingatkan agar para pedagang untuk tidak menjual beras SPHP di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Kami mengingatkan agar pedagang tidak melakukan perubahan kemasan, apalagi mengoplos dengan beras lain, sehingga mempengaruhi kualitas beras jenis medium yang menjadi Program SPHP," ujarnya di Kota Bengkulu, Antara, Selasa, 14 Februari. 

Ia mengingatkan penjualan beras yang menjadi Program SPHP melalui gerai-gerai Rumah Pangan Kita (RPK) ikut dalam pengawasan oleh pihak kepolisian.

Selain itu pihaknya juga mendorong agar seluruh masyarakat di Bengkulu ikut membantu dalam melakukan pengawasan pendistribusian beras jenis SPHP tersebut.

Sementara itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu memastikan bahwa ketersediaan beras di masyarakat cukup hingga perayaan keagamaan Lebaran/Idul Fitri 1444 Hijriah.

Berikut ketersediaan beras yang berada di Gedung Bulog Bengkulu yaitu untuk beras jenis medium sebanyak 521.65 ton, beras premium sekitar 12.61 ton, dan saat ini sebanyak 3.328 ton beras medium dalam perjalanan menuju Bengkulu.

Selain beras, ketersediaan kebutuhan masyarakat lainnya juga tersedia seperti tepung terigu sekitar 7.88 ton dan gula pasir yaitu 40.04 ton.

"Dengan ketersediaan beras premium dan medium tersebut diperkirakan cukup untuk masyarakat Bengkulu hingga Idul Fitri," sebut Irfan.

Meskipun saat ini harga beras premium di Bengkulu mengalami kenaikan, seperti untuk ukuran 5 kilogram yang sebelumnya Rp65 ribu menjadi Rp70 ribu. Kemudian untuk ukuran beras 20 kilogram yang sebelumnya Rp260 ribu menjadi Rp270 ribu dan untuk beras lokal jenis Seginim ukuran 64 kilogram yang sebelumnya Rp580 ribu menjadi Rp700 ribu.