Bagikan:

BANJARNEGARA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo siap membantu pengadaan seismometer atau alat untuk mendeteksi adanya getaran atau gerakan tanah di Pos Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Dieng, Kabupaten Banjarnegara.

“Ternyata alat deteksinya juga cuma satu. Kami mohon kepada Badan Geologi untuk ditambah, kami Pemprov Jateng nyumbang juga mau. Ini penting untuk masyarakat kami amankan yang ada di Dieng," kata Ganjar usai mengecek langsung Pos Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Dieng, Kabupaten Banjarnegara dilansir ANTARA, Rabu, 1 Februari.

Dari hasil pengecekan tersebut, Ganjar mendapati hanya terdapat satu unit alat deteksi sehingga perlu dilakukan penambahan.

Ganjar datang langsung ke Dieng sebagai bentuk respon adanya peningkatan aktivitas gempa tektonik beberapa hari yang lalu, termasuk ancaman bahaya gas karbondioksida (CO2) yang perlu diwaspadai.

"Jadi dari informasi BMKG-nya kan frekuensi gempa tektoniknya agak banyak, kemudian ada gas CO2 yang perlu diwaspadai. Maka dari badan Geolologi, termasuk kawan-kawan yang ahli, yang hari ini selalu mengintai seluruhnya siaga, BPBD-nya siaga, maka hari ini coba kita cek," ujarnya.

Menurut Ganjar, hal itu berkaca pada peristiwa pada tahun 1979 dimana sebanyak 149 orang meninggal dunia akibat gas beracun dari Kawah Sinila di kawasan Pegunungan Dieng.

Hal itu dapat diantisipasi di kemudian hari dengan sosialisasi dan meningkatkan kecanggihan alat yang diperlukan sebagai deteksi dan mitigasi.

“Dan uji coba dari kawan-kawan itu tiga detik meninggal karena gas beracun. Polanya bisa dihitung secara saintifik, itu tingginya rata-rata satu meteran. Kami edukasi, tapi tidak boleh takut masyarakat," katanya.

Ganjar mengajak puluhan mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sedang kuliah kerja nyata (KKN) untuk terlibat penanganan di Dieng.

"Ada mahasiswa dari UGM, saya minta untuk buat rambu-rambu untuk menjelaskan kepada masyarakat," ujarnya.