JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan minatnya menggandeng pengembang, termasuk salah satunya Sinarmas Land, untuk membangun creative hub di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Saya kebetulan ingin melakukan pengembangan khususnya dari creative hub di IKN dan menggandeng banyak perusahaan. Salah satunya yang ingin kami rangkul adalah Sinarmas Land," kata Sandiaga Uno, Sabtu 28 Januari.
Ketertarikan itu hadir mengingat Sinarmas Land berhasil menghadirkan Digital Hub, ekosistem perkantoran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) canggih.
Sandiaga menilai, pembangunan Digital Hub tergolong cepat dan berkualitas internasional, sehingga sangat mungkin kemitraan terjalin. Sandiaga turut mengatakan Pemerintah saat ini ingin mempermudah langkah kerja sama dengan pelaku usaha.
"Kami ingin jemput bola, apa yang bisa dibantu agar perizinannya segera, kami melihat apa regulasi yang harus dilakukan supaya cepat," kata Sandiaga Uno.
Sementara itu, CEO Digital Technology Ecosystem & Development Sinarmas Land Irawan Harahap mengaku Sinarmas Land sudah menunjukkan ketertarikan untuk terlibat dalam pembangunan IKN. m
"Waktu Presiden Jokowi datang ke BSD City mengatakan ingin ekosistem digital seperti riset center, lalu creative hub yang ada di sini bisa ada di sana (IKN), bukan enggak mungkin," ucap Irawan.
Sebelumnya, Digital Hub dengan luas kawasan sekitar 26 hektar telah menyambut bergabungnya DCT Agency, startup di bidang talent management yang bergerak di bisnis TikTok Shop, masuk ke dalam ekosistemnya.
BACA JUGA:
Hal tersebut ditandai dengan pembukaan kantor atau marketing gallery yang lokasinya bersebelahan dengan proyek lanjutan Digital Hub, yakni Knowledge Hub.
Perlu diketahui, perusahaan modal ventura Living Lab Ventures (LLV) yang merupakan corporate venture Sinarmas Land telah memberikan pendanaan praseri A kepada DCT Agency.
Pendanaan yang dilakukan LLV menggunakan pendekatan sektor agnostik terbuka untuk menjangkau jaringan investasi yang lebih luas.
"Pengguna TikTok di Indonesia nomor dua terbesar di dunia. Kita melihat memang model bisnisnya tepat," pungkas Irawan.