JAKARTA - Reportase dan riset adalah nyawa utama bergelut dalam dunia jurnalistik. Kami mengombinasikan dua hal itu ke dalam kanal Tulisan Seri.
Dibuat secara berseri dengan perencanaan mendalam dan penguatan data serta fakta, Tulisan Seri adalah cara VOI menunjukkan fokus di dalam sebuah topik. Distribusi konten dalam kanal ini dilakukan secara berseri.
Untuk mengembalikan ingatan Anda terkait Tulisan Seri yang pernah kami buat, berikut kami lampirkan tiga tema pilihan.
Kuat karena Obat
Tulisan Seri dengan tema obat kuat ini sengaja dijadikan fokus untuk melihat sejauh mana vitalitas menjadi simbol keperkasaan laki-laki. Sebab, simbol itu telah turun-temurun memengaruhi perilaku seksual kaum adam. Bahkan sejak zaman dulu, raja-raja di Nusantara telah menggunakan ramuan untuk mempertegas keperkasaan mereka di ranjang.
Akan tetapi, walau zaman silih berganti, perihal keperkasaan tetap sama. Hanya bentuk dan polanya yang berubah. Kami pun mencoba meneropong peliknya kehidupan seksual laki-laki, penggunaan obat kuat, dan relasinya dengan simbol kekuatan.
Antara lain garis sejarah obat kuat, peta masalah vitalitas di antara pengguna obat kuat, candu sugesti obat kuat, masalah percaya diri berbuah problema vitalitas, tentang industri obat kuat membentuk persepsi kolektif soal seks ideal, peran pemain dalam industri obat kuat, tempat dimana kita bisa mendapatkan obat kuat, dan asas legalitasnya.
“Proses ini (seks) membuat dia (laki-laki) merasa jantan kalau dia bisa mengontrol itu semua. Tapi, sayangnya, kalau itu hanya biologis yang bisa dikontrol dengan obat, enggak apa apa. Tapi, jangan lupa bahwa the whole about sex adalah tentang apa yang Anda pikirkan, tentang apa yang Anda rasakan," kata psikolog seksual Zoya Amirin.
Kuat karena Obat
Tim:
Penulis: Detha Arya Tifada, Putri Ainur Islam, Ramdan Febrian, Yudhistira Mahabharata
Desain: Ilham Amin
Video: Debi Astari, Muhammad Iqbal
Foto: Irfan Meidianto
Audio: Mahesa ARK
***
Kapan Mapan Papan
Dewasa ini, mimpi punya rumah bagi generasi muda adalah utopis. Makin mustahil lagi antara sumber pendapatan yang tak seberapa dengan harga rumah yang selalu meningkat jadi masalahnya. Untuk itu, dalam tulisan seri kali ini, kami coba membahas mimpi memiliki rumah generasi mudah dan segala masalah yang menaunginya.
Dalam membuat tulisan seri itu, kami banyak merujuk Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2018. Yang mana, isinya menegaskan di Jakarta hanya 47,85 orang yang punya rumah.
Sementara sisanya ngontrak. Artinya mereka yang tak punya rumah tetap menjadi mayoritas. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) boleh saja menyebut kata milenial sebagai generasi yang akan kesulitan memiliki rumah. Namun, sejatinya, masalah papan ini akan dialami banyak generasi di masa depan. Milenial, gen z, atau siapa pun mereka dilabeli.
Setelahnya, tulisan seri ini banyak menelusuri terkait ogah-ogahan pemerintah dalam menghadirkan rumah murah, tentang generasi milenial yang ditargetkan beli rumah di pinggiran Jakarta, perumahan syariah, dan segala macamnya.
Kapan Mapan Papan?
Tim:
Penulis: Detha Arya Tifada, Putri Ainur Islam, Ramdan Febrian, Wardhany Tsa Tsia, Yudhistira Mahabharata
Desain: Ilham Amin
Foto: Irfan Meidianto
Audio: Mahesa ARK
***
Jangan Panik Ini Organik
Dalam tema besar Tulisan Seri: Jangan Panik Ini Organik, kami melihat usulan seniman Aceh yang kini duduk di Komisi VI Fraksi Partai Keadilan Sosial (PKS), Rafli Kande untuk wacana ekspor ganja adalah sebentuk keberanian. Sebab, berbagai pihak beraksi. Yang panik langsung menolak gagasan ini. Ganja, seperti yang selalu diungkap oleh pemerintah adalah barang haram yang merugikan.
Kendati demikian, kami pun mencoba mencocokan wacana dengan apa yang sedang diupayakan berbagai negara di dunia akan ganja. Hal itu mengingat banyak negara di dunia tampak memanfaat tanaman lima jari baik untuk medis dan rekreasi. Maka, kami melakukan riset supaya mendapatkan ganbaran wacana ekspor ganja, dan upaya yang mendorong pemanfaatan tanaman lima jari. Alasannya, tak lain karena di negeri ini jangan mengekspor, untuk penelitian saja, empunya kebijakan sudah kepalang anti.
"Kalau berhubungan sama riset belum progress apa yang berhubungan dengan medis sampai hari ini. Tapi karena kita buatnya sesuatu ternyata butuh effort dan political will yang kuat. Jadi kita sementara ini tidak memprioritaskan itu. Tapi kita memprioritaskan untuk melakukan riset mengenai bagaimana sistem regulasi pemanfaatan tanaman ganja di Indonesia,” cerita pimpinan Lingkar Ganja Nasional Dhira Narayana.
Tim:
Penulis: Detha Arya Tifada, Putri Ainur Islam, Ramdan Febrian, Wardhany Tsa Tsia, Yudhistira Mahabharata
Desain: Ilham Amin
Foto: Irfan Meidianto
Audio: Mahesa ARK
***