Bagikan:

YOGYAKARTA - Tinggal di Asia Tenggara pasti sering kali terdengar berita tentang gempa bumi, banjir, angin puting beliung, atau bencana alam lainnya yang terjadi di suatu tempat di wilayah tersebut.

Bahaya alam berasal dari sumber mulai dari geologi, meteorologi, hidrologi hingga kelautan, antara lain. Kadang-kadang, bahaya ini bekerja dalam kombinasi, menghasilkan fenomena yang dikenal sebagai bahaya hidrometeorologi. Lalu bencana hidrometeorologi adalah?

Bencana Hidrometeorologi Adalah?

The United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR) mendefinisikan bahaya hidro-meteorologi sebagai “proses atau fenomena alam atmosfer, hidrologi, atau oseanografi yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan”.

Mereka menyumbang lebih dari 75% kerusakan yang terkait dengan bencana, termasuk korban jiwa, kerugian ekonomi, kerusakan infrastruktur, dan gangguan terhadap kehidupan sehari-hari.

Jenis bahaya ini termasuk siklon tropis (topan dan angin topan), banjir (dan banjir bandang), kekeringan, badai petir, gelombang badai pesisir, dan gelombang panas. Bahaya hidro-meteorologi juga dapat memengaruhi risiko lain seperti tanah longsor, kebakaran hutan, dan epidemi.

Kawasan ASEAN sangat rentan terhadap fenomena hidro-meteorologi karena letak geografis dan iklimnya. Pada tahun 2021 saja, ASEAN Disaster Information Network (ADINet) mencatat bahwa dari 1.406 bencana yang terjadi di kawasan ASEAN, 99% diklasifikasikan bersifat hidrometeorologi. Salah satu bahaya hidro-meteorologi terburuk yang melanda Asia Tenggara dalam dekade terakhir adalah Topan Haiyan (dikenal sebagai Yolanda di Filipina), yang melanda pada 8 November 2013.

Sebagian besar dianggap sebagai salah satu topan terkuat yang pernah tercatat di dunia. sejarah, dengan hembusan angin mencapai 320 km/jam. Itu mempengaruhi lebih dari 16 juta orang, dengan 6.300 kematian, 1.000 orang hilang, dan 28.000 cedera tercatat setelahnya.

Meskipun bahaya hidro-meteorologi selalu ada, efek perubahan iklim yang berkelanjutan diperkirakan akan memperburuk bencana yang terkait dengan bahaya ini. Meningkatnya panas di atmosfer dan suhu permukaan laut yang lebih hangat menyebabkan perubahan pola cuaca, mengganggu keseimbangan alam. Kekeringan menjadi lebih lama dan lebih intens, mempengaruhi hasil panen dan ekonomi masyarakat petani.

Sementara itu, badai tropis semakin besar dan ganas, dan naiknya permukaan laut mengikis garis pantai, mengancam kehidupan dan mata pencaharian penduduk pesisir. Bahkan masyarakat perkotaan yang berpenduduk padat pun tidak terhindar dari risiko, karena banjir yang parah dapat mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan kerugian finansial.

Hidrometeorologis Bisa Diprediksi

Meskipun frekuensi dan tingkat keparahan bahaya hidrometeorologis yang semakin meningkat menjadi ancaman bagi negara-negara ASEAN, bahaya hidrometeorologis seringkali dapat diantisipasi dan dipantau melalui prakiraan cuaca, yang berarti bahwa pemerintah dan masyarakat memiliki kesempatan untuk bersiap, merespons, dan bahkan melakukan evakuasi yang sesuai. Memiliki sistem peringatan dini dapat sangat meningkatkan peluang untuk bertahan hidup dan mengurangi dampak manusia dan ekonomi dari bahaya hidrometeorologi.

Persiapan yang memadai dan tindakan perlindungan dapat diambil untuk mencegah bahaya tersebut berubah menjadi bencana yang parah. Ini termasuk membangun struktur dan perumahan yang tahan angin topan, meningkatkan infrastruktur untuk menyerap dan menahan air dengan lebih baik selama hujan lebat atau badai, menanam bakau di sepanjang garis pantai untuk melindungi wilayah pesisir dari gelombang badai dan angin, dan mendidik masyarakat tentang cara merespons jika terjadi bencana. bahaya, untuk mencegah jatuhnya korban manusia.

Selain itu, pemerintah, sektor swasta, dan publik harus berpartisipasi aktif dalam mitigasi perubahan iklim untuk membatasi pemanasan global dan mengurangi dampaknya terhadap iklim.

Pada akhirnya, belajar dan beradaptasi untuk hidup berdampingan dengan bahaya alam akan menjadi kunci untuk mengembangkan ASEAN menjadi kawasan yang kuat dan tangguh.

Jadi setelah mengetahui bencana hidrometeorologi adalah, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!