Gunung Anak Krakatau 'Bergejolak', Nelayan Tetap Lakukan Lelang Ikan Hasil Tangkapan
Kawasan Gunung Anak Krakatau yang tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati. (Foto via ANTARA/Mansur)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Vulkanologi PVMBG melaporkan adanya aktifitas kegempaan Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda, 7 Januari 2023. Tercatat, terjadi tiga kali gempa dengan amplitudo 20 milimeter dan durasi selama tujuh detik.

Badan Vulkanologi PVMBG Pos Pengamatan Pasauran GAK menyatakan, status Gunung Anak Krakatau dengan ketinggian 157 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih siaga Level III.

Hal ini disampaikan melalui laman resmi KESDM Badan Vulkanologi PVMBG Pos Pengamatan Pasauran GAK, Anyer, Kabupaten Serang. Kegempaan Gunung Anak Krakatau terjadi mulai pukul 00.00 -06.00 WIB sebanyak tiga kali dengan amplitudo antara 4 - 20 milimeter dan durasi berkisar 4 - 7 detik.

Secara visual kawasan Gunung Anak Krakatau tertutup kabut 0-III dan asap kawah tidak teramati dengan potensi cuaca mendung dan hujan. Begitu juga hybrid/fase banyak terjadi sebanyak 1 kali kejadian dengan amplitudo 44 milimeter, S-P - detik dan durasi selama 8 detik.

Sedangkan, vulkanik dangkal sebanyak 1 kali kejadian dengan amplitudo 4 milimeter dan durasi 5 detik. Vulkanik dalam terjadi sebanyak 2 kali, S-P 1.5-1.7 detik dengan durasi 14-15 detik.

Microtremor/tremor menerus dengan amplitudo 1-7 milimeter dan amp dominan 1 milimeter.

"Kami minta nelayan, pendaki maupun wisatawan dilarang mendekati gunung berapi di Selat Sunda dan direkomendasikan hanya radius 5 kilometer," demikian pernyataan Badan Vulkanologi PVMBG Pos Pengamatan Pasauran GAK, seperti dilansir dari Antara.

Sementara itu, sejumlah nelayan Teluk Labuan Pandeglang berada di pesisir Pantai Banten bagian barat yang berhadapan dengan kawasan Gunung Anak Krakatau hingga kini tetap melakukan aktivitas melaut.

Mereka tidak terpengaruh adanya kegempaan Gunung Anak Krakatau, karena sudah hal biasa.

"Kami sekarang melakukan pelelangan hasil tangkapan, seperti hari normal dan tidak terpengaruh adanya aktivitas gunung berapi di Selat Sunda,"kata Yanto, nelayan Teluk Labuan, Pandeglang.