Bagikan:

YOGYAKARTA – Muncul wacana Tol Lingkar Timur-Selatan Solo, Jawa Tengah. Wacana yang berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu akan mulai dilakukan setelah Yogyakarta-Solo selesai dibangun.

Penolakan Wacana Tol Lingkar Timur-Selatan Solo

Seperti diketahui, Tol Lingkar Timur-Selatan Solo itu akan melintas di tiga kabupaten di Jawa Tengah yakni Karanganyar, Sukoharjo dan Klaten. Namun muncul penolakan dari beberapa bupati. Beberapa bupati yang menolak wacana tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Bupati Karanganyar

Seperti diketahui, Tol Lingkar Timur-Selatan Solo akan melewati tiga kabupaten di Jawa Tengah salah satunya adalah Kabupaten Karanganyar. Di kabupaten tersebut setidaknya ada tiga kecamatan yang terdampak yakni Kebakkramat, Jaten, dan Tasikmadu.

Terkait wacana pembangunan tersebut, Bupati Karanganyar, Juliyatmono menilai bahwa jalan tol itu sebaiknya dikonsep dengan model jalan lingkar dibanding jalan tol. Pasalnya jika dibangun jalan tol maka akan muncul potensi mematikan ekonomi masyarakat.

"Jadi semua bisa optimal. Laku keras dan tidak ada yang dirugikan, malah bisa menguntungkan," ungkapnya.

  1. Bupati Klaten

Bupati Klaten Sri Mulyani juga mengungkapkan penolakannya terhadap pembangunan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo. Penolakannya itu disampaikan secara tegas karena tol akan melintas di wilayahnya.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa jika wacana tersebut dilakukan, maka proyek akan menerjang sekitar 30 hektare sawah lestari yang ada di wilayahnya. Untuk itu ia menolak wacana tersebut.

"Saya tidak setuju, karena pertimbangannya bahwa Tol Yogyakarta-Solo yang sekarang dibangun sudah menggunakan sawah lestari sebanyak lebih dari 300 hektare," kata Sri Mulyani.

Selain itu pembangunan juga akan berdampak pada penurunan hasil panen beras karena luas sawah lestari berkurang banyak. Beberapa sawah lestari yang akan terdampak ada di tiga kecamatan yakni Polanharjo, Delanggu, dan Wonosari.

  1. Bupati Sukoharjo

Bupati Sukoharjo Etik Suryani juga ikut menolak wacana pembangunan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo. Menurutnya, keberadaan tol akan berimbas pada lahan sawah yang dilindungi atau LSD yang ada di 5 kecamatan di Sukoharjo.

Serupa seperti Bupati Karanganyar, Bupati Etik juga memberi masukan agar rute dibuat jalan melingar ring road atau arteri wilayah saja.  Ia juga menilai keberadaan ring road akan lebih efisien karena masyarakat masih bisa beraktivitas meski terdampak pembangunan.

"Saya lebih setuju dengan adanya jalan lingkar ring road saja," jelasnya.

Sikap Wali Kota Solo Gibran

Penolakan beberapa bupati terkait wacana Tol Lingkar Timur-Selatan Solo mendapat tanggapan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Ia menjelaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan para bupati.

Gibran menjelaskan bahwa pembahasan konsep Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Kota Solo mulai digemborkan olehnya sejak ia dilantik pada 2020 silam.

"Pembicaraan sudah sejak saya awal menjabat. Kalau ada masukan dari bupati, tetap kami tampung. Nanti kami ajak ngobrol satu-satu," tutur Gibran kepada wartawan di Balai Kota Solo, beberapa waktu lalu.

Gibran juga memaklumi adanya pro dan kontra terkait wacana pembangunan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo. Di sisi lain Gibran mengatakan bahwa pembangunan tol tersebut akan membantu mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Solo, Jawa Tengah.

Itulah informasi terkait wacana Tol Lingkar Timur-Selatan Solo. Untuk mendapatkan informasi menarik lain kunjungi VOI.ID.