JAKARTA - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara menyebutkan kerugian petani padi, jagung dan kedelai di kabupaten setempat ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah akibat banjir yang melanda hampir seluruh kecamatan daerah itu pada awal Desember lalu.
"Total kerugian setelah kami taksir berkisar Rp42,3 miliar," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara, Erwandi di Aceh Utara, dilansir Antara, Rabu, 23 Desember.
Dia menjelaskan angka tersebut hasil perhitungan pihaknya setelah melakukan pendataan terhadap areal tanaman padi, jagung, kedelai yang rusak hingga puso atau mati.
Erwandi merincikan, untuk benih yang masih tahap persemayam terdapat sekitar 5.249 hektare luas tanam yang terendam banjir, di antaranya 2.807 hektare rusak total atau mati, yang tersebar di areal sawah pada sembilan kecamatan.
Sementara untuk luas tanaman padi terdampak banjir mulai satu hari tanam hingga menjelang panen mencapai 13.372 hektare, yang 4.561 hektare diantaranya rusak total.
BACA JUGA:
Kata dia, tanaman padi itu tersebar di 16 kecamatan meliputi Meurah Mulia, Lhoksukon, Baktiya, Baktiya Barat, Matang Kuli dan Pirak Timu, Seunuddon dan sejumlah kecamatan lain.
Untuk tanaman jagung, lanjut dia, yang terdampak banjir sekitar 95 hektare dan yang rusak atau mati total sebanyak 74 hektare, wilayahnya tersebar di empat kecamatan yakni Langkahan, Baktiya, Tanah Luas dan Meurah Mulia.
Sedangkan kedelai, dia menambahkan, berjumlah sekitar lima hektare yang terdampak banjir sehingga mati total, yang berada di Kecamatan Cot Girek.
"Hingga sampai hari ini, itulah data yang masuk ke kita, dan Alhamdulillah saat ini banjir tidak ada lagi sehingga luas areal sawah yang terdampak tidak bertambah," katanya.
Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara akan melaporkan kerugian petani akibat banjir yang melanda lebih dua pekan tersebut kepada Pemerintah Aceh. Kemudian juga telah mengajukan permohonan ke Kementerian Pertanian untuk dibantu benih bagi petani.
"Kita sudah mengajukan surat, pertama kepada Gubernur Aceh untuk memohon supaya difasilitasi alsintan untuk pengolohan tanah secara gratis bagi petani yang tanaman padinya puso atau mati," katanya.
Selain itu, pihaknya juga telah mengusulkan permohonan ke Pemerintah Aceh supaya difasilitasi asuransi bagi petani tanaman padi, terutama di daerah yang berisiko terdampak banjir guna melindungi petani jika ada banjir di masa yang akan datang.
Seperti diketahui banjir akibat curah hujan tinggi yang diperparah jebolnya tanggul sungai di beberapa titik mengakibatkan 23 kecamatan di Aceh Utara terendam banjir dengan ketinggian air mulai 50 sentimeter hingga 2,5 meter.
Banjir itu telah menyebabkan rumah penduduk rusak, tanggul jebol, jalan dan sejumlah infrastruktur lain.