Bagikan:

BANDUNG - Polrestabes Bandung memediasi ratusan pengemudi ojek online (ojol) dan sejumlah pengemudi ojek pangkalan (opang) yang berselisih di kawasan Pasir Impun, Kota Bandung, Jawa Barat.

Kapolsek Antapani Kompol Asep Muslihat mengatakan kedua pihak tersebut sempat mengalami perselisihan yang dipicu oleh kesalahpahaman angkutan terkait adanya zona merah bagi ojol di wilayah Bandung Timur.

"Kami perlu sampaikan bahwa di antara kedua belah pihak yang sudah berkumpul ini, Alhamdulillah cooling down, yang kedua tidak ada persoalan di lapangan dan tidak ada persoalan fisik," kata Asep di Polsek Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat dilansir ANTARA, Selasa, 3 Januari.

Sebelumnya beredar video di media sosial yang memperlihatkan puluhan pengemudi ojek online yang mencopot spanduk larangan bagi ojek online untuk masuk ke Jalan Pasir Impun.

Selain itu, ada juga video yang memperlihatkan beberapa orang yang diduga pengemudi ojek pangkalan yang memberhentikan pengemudi taksi online.

Kemudian pada Selasa sekitar pukul 11.00 WIB, ratusan pengemudi ojek online itu berkumpul di kawasan Pasir Impun, dan kemudian bergerak ke arah Polsek Antapani.

"Tidak ada kejadian yang bentrok fisik maupun yang lainnya, memang tadi sempat memacetkan jalan dan Alhamdulillah sekarang sudah bisa teratasi," katanya.

Terkait adanya hal tersebut, Asep mengatakan pihaknya pun akan menjembatani kedua belah pihak itu untuk menyampaikan aspirasi ke pihak yang berwenang untuk mengatur zona merah antara ojol dan opang, khususnya di wilayah Bandung Timur. 

"Tidak ada yang tidak bisa masuk, semuanya bisa masuk, memang ada kesalahpahaman," kata dia.

Sementara itu, Ketua Himpunan Driver Bandung Raya Iyan Restu menjelaskan perselisihan itu dipicu dari adanya taksi online yang masuk ke kawasan Pasir Impun tanpa adanya konfirmasi ke ojek pangkalan.

Menurutnya, pengemudi taksi itu mengangkut penumpang yang sedang ada urusan penting.

"Sehingga tidak konfirmasi, tidak hello dulu ke para ojek pangkalan ini. Kemudian disetop lah dan terjadi semacam intimidasi," kata Iyan.

Menurutnya ratusan pengemudi ojek online itu berkumpul dengan spontanitas. Karena, kata dia, video terkait perselisihan itu beredar di grup-grup percakapan media sosial para pengemudi ojek online.

"Kita mediasi untuk menjaga kondusifitas supaya apa yang menjadi harapan teman-teman ojol, pangkalan bisa sama sama membuat satu kesepakatan," katanya.