Bagikan:

KUPANG - Sebuah menara Telkomsel di Desa Roho, Kecamatan Buyasuri, Kabupaten Lembata,Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ambruk akibat angin kencang yang menerjang desa tersebut selama lima hari beruntun. 

Kepala Desa Roho, Jamaludin Abu mengatakan, tower atau menara Telkomsel tersebut ambruk pada Minggu, 1 Januari kemarin sekitar pukul 23.00 WITA. 

"Sejak angin kencang pertama kali menerjang desa ini warga di sini memang sudah khawatir karena tower-nya terus bergoyang-goyang saat diterjang angin,” katanya dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin, 2 Januari. 

Kemudian pada hari ketiga dan keempat beberapa baut dari menara telekomunikasi tersebut sudah mulai lepas. Warga yang rumahnya tepat di bawahnya langsung mengungsi untuk sementara karena khawatir tertimpa menara.

Sejumlah warga di desa tersebut juga pada awalnya sudah khawatir dan sudah memprediksi bahwa menara tersebut akan patah pada Minggu malam. “Sehingga semalam ada yang menyaksikan langsung tower Telkomsel itu patah,” ujar dia.

Dia mengatakan memang tak ada korban jiwa yang terdampak akibat patahnya menara Telkomsel itu, namun kerugian lain yang diderita adalah hasil pertanian yang rusak akibat tertimpa besi-besi dari menara itu.

Jamaludin mengatakan sudah mengimbau warganya untuk tidak mengutak-atik menara itu, karena tak ingin sesuatu terjadi.

Kini, ujar dia, untuk bisa melakukan komunikasi seluler, warga sekitar harus mencari lokasi tertentu yang bisa mendapatkan jaringan Telkomsel dari desa lain yang jaringannya sampai ke Desa Roho.

“Tetapi kalau ke rumah, jaringannya hilang,” ujar dia.

Karena itu dia berharap agar pihak terkait, khususnya Telkomsel bisa segera mengutus petugas untuk merapikan patahan menara tersebut dan membangun yang baru.

“Kami siap membantu jika memang diperlukan bantuannya untuk membersihkan lahan atau lainnya,” ujar dia.