Bagikan:

JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) belum bisa menarik garis besar peristiwa bentrokan antara polisi dengan laskar khusus Front Pembela Islam (FPI) di ruas tol Jakarta-Cikampek KM 50. Meski tim penyelidik telah memeriksa pihak kepolisian.

"Memang kemudian kami belum bisa menyimpulkan apakah keterangan yang disampaikan temen-temen kepolisian di Komnas HAM dengan sekarang ini identik atau tidak karena butuh analisa lebih dalam lagi," ucap Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara kepada wartawan, Senin, 21 Desember.

Beka bilang, pihaknya mesti memastikan ulang beberapa hal terkait peristiwa. Sehingga, nantinya dapat terbentuk kronologi secara lengkap dari awal hingga akhir peristiwa tersebut.

"Memang ada beberapa hal yang harus ditindaklanjuti terkait dengan hasil uji balistiknya seperti apa, terus siapa saja yang menembak," kata dia.

"Jadi harus membutuhkan pendalaman termasuk juga cek darah dari anggota FPI itu siapa saja yang ada di sudut situ sudut sini juga butuh pendalaman lagi," sambung dia.

Lebih jauh, Beka mengatakan jika pihaknya berkomitmen untuk menyelidiki perkara tersebut. Sehingga, nantinya tidak ada pomelik dan saling klaim berkepanjangan antara kedua belah pihak.

"Kami juga berkomitmen dengan kawan-kawan untuk juga ada tindak lanjut pendalaman yang berkaitan dengan yang sudah saya sampaikan," tandas dia.

Peristiwa penyerangan polisi yang dilakukan laskar Rizieq Shihab terjadi sekitar pukul 00.30 WIB Senin, 7 Desember dini hari. 

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebut polisi mendapat kabar massa pendukung Rizieq Shihab akan dikerahkan terkait pemeriksaan disebut Irjen Fadil beredar di banyak grup WhatsApp.

Polda melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut dan mengikuti kendaraan yang ditumpangi Rizieq. Di tol Jakarta-Cikampek, Fadil menyebut kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 meninggal dunia sebanyak 6 orang," ungkap Fadil.

Namun, hal ini dibantah oleh Juru Bicara FPI, Munarman. Munarman menegaskan Rizieq melakukan perjalanan untuk mengikuti pengajian di kediaman keluarga intinya.

"Kabar itu fitnah. Habib Rizieq itu menuju luar Jakarta untuk menghadiri pengajian keluarga inti.  Saya tidak mau sebutkan di mana lokasinya. Ini hanya pengajian keluarga inti, tidak melibatkan pihak mana pun juga," ungkap Munarman.

Munarman juga membantah bahwa laskar pengikut Rizieq memiliki senjata api. Karena itu, Munarman menegaskan tidak ada baku tembak yang dilakukan oleh polisi dan anggota laskar.

Terkait perbedaan versi ini, Komnas HAM kemudian turun tangan dengan membentuk tim penyelidikan dan telah melakukan terhadap sejumlah pihak termasuk Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran hingga dokter yang melakukan autopsi terhadap enam jenazah anggota FPI.