JAKARTA - VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) menjadi tantangan perkembangan dunia saat ini. VUCA adalah transisi perubahan yang sangat cepat, dinamis dengan kompleksitas tinggi, tidak terduga dan tidak pasti di era yang kita kenal dengan istilah. Volatility berarti keadaan yang tidak menentu serta rentan terhadap terjadinya perubahan.
Hal ini menjadi tantangan besar Pemerintah Indonesia untuk mengakselerasi program-program berprinsip dinamis, agile dan kolaboratif. Selain itu, isu resesi global yang akan melanda dunia di kuartal-III pertama di tahun 2023, berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara global dan nasional.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan produktivitas bisnis usaha Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), khususnya pada program-program strategis yang berkelanjutan.
“Urgensi kolaborasi lintas sektor dibutuhkan dalam menjawab tantangan-tantangan kebutuhan inovasi. Kebutuhan pada sektor industri strategis menjadi yang utama karena diperlukan dukungan dari research & development untuk mendorong penciptaan inovasi berdasarkan hasil riset sektor pendidikan,” ujarnya dalam keterangan pers, Sabut, 17 Desember.
Hal ini sejalan dengan fokus dan prioritas nasional sebagai upaya implementasi strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui visi besar Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, yang menghadirkan platform Kedaireka untuk mendorong hilirisasi riset terapan inovasi/kreasi reka melalui kerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dan mengaktivasi ekosistem inovasi pentahelix (Akademisi, Usaha/Industri, Pemerintah, Komunitas, dan Media).
Matchmaking Innovation Forum (MMIF) 2022
Dalam rangka memperkuat ekosistem kolaborasi inovasi, Kedaireka menginisiasi Matchmaking Innovation Forum (MMIF) 2022 dengan tema Indonesia Innovation Outlook 2023: Penguatan Kolaborasi Riset dan Inovasi Strategis Yang Berkelanjutan pada Rabu, 14 Desember 2022 di Surabaya.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan program Kerja Sama Riset dan Inovasi (KeRIs) dari Kementerian BUMN dan memiliki misi untuk memfasilitasi pertemuan antara pelaku industri/DUDI dengan para inovator dan peneliti terbaik dari perguruan tinggi di Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek RI, Nizam disela kegiatan MMIF 2022 x KeRIs BUMN menyampaikan bahwa, “Matchmaking Innovation Forum merupakan bagian dari Ekosistem Kedaireka yang memberi kesempatan bagi mitra industri/pemerintah/LSM untuk bertemu, bertukar gagasan, dan berkolaborasi secara langsung dengan Insan Perguruan Tinggi”
“Tujuan akhir kegiatan ini adalah untuk meningkatkan potensi kolaborasi antara pelaku industri dengan insan perguruan tinggi,” ujar Nizam.
Kegiatan ini dibagi menjadi tiga sesi, yakni Plenary Session, Matchmaking Session dan Networking Session. Matchmaking Session dengan format breakout room dilakukan secara paralel yang terbagi ke dalam empat kategori dengan fokus pembahasan terkait Green & Blue Initiative, Food & Health Security, Tourism, Logistic & Infrastructure dan Digital Technology & Finance.
Pemateri yang hadir pada Plenary Session MMIF 2022 x KeRIs BUMN adalah Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Tjitjik Sri Tjahjandarie; Asdep SDM TI Kementerian BUMN, M. Rizal Kamal; Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak; CEO PT Polowijo Gosari Indonesia, Deddy Harnoko Sucahyo; dan Direktur Pengembangan PT INKA (Persero), Agung Sedaju.
Melalui kegiatan MMIF 2022 diharapkan terjadi pertukaran informasi terkini, terkait dengan tantangan, kebutuhan, hasil riset dan inovasi dalam meningkatkan potensi matching rate pada program-program strategis research & development, dan khususnya di program Matching Fund 2023.
BACA JUGA:
Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud, Tjitjik Sri Tjahjandarie saat acara MMIF 2022. “Harapannya MMIF 2022 x KeRIs BUMN dapat meningkatkan link & match potensi kolaborasi melalui networking session antara pelaku industri dari perusahaan-perusahaan BUMN dengan peneliti/pimpinan perguruan tinggi untuk peningkatan kolaborasi riset & inovasi strategis,” tegasnya.
Ketua PMO Kedaireka Mahir Bayasut menambahkan ”Kami berharap melalui kegiatan ini terdapat peningkatan skala matching rate pengajuan proposal kolaborasi di program Kedaireka Matching Fund Tahun Anggaran 2023. Selain itu juga terbukanya peluang hilirisasi hasil riset."