Bagikan:

JAKARTA - Jumlah korban tewas akibat tanah longsor di Selangor, Malaysia menjadi 18 orang termasuk anak-anak saat tidur dalam tenda di perkemahan yang diduga tanpa izin.

Tanah longsor di Negara Bagian Selangor yang berbatasan dengan ibu kota, Kuala Lumpur, terjadi sebelum pukul 03.00 waktu setempat (19,00 GMT), meruntuhkan lereng bukit ke pertanian organik yang menurut para pejabat mengoperasikan perkemahan secara ilegal.

Di antara para korban adalah tiga anak dan 10 wanita, menurut departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan.

Satu di antara korban selamat Teh Lynn Xuan mengatakan ,salah satu saudara laki-lakinya tewas dan yang lainnya dirawat di rumah sakit.

"Saya mendengar suara keras seperti guntur, tapi itu adalah batu yang jatuh," katanya kepada Berita Harian, melansir Reuters 16 Desember.

"Kami merasa tenda menjadi tidak stabil dan tanah berjatuhan di sekitar kami. Untungnya, saya bisa keluar dari tenda dan pergi ke tempat yang lebih aman. Ibu saya dan saya berhasil merangkak keluar dan menyelamatkan diri," sambungnya.

Leong Jim Meng, pekemah lainnya, mengatakan dia tidak memperkirakan tanah longsor akan terjadi, karena hanya ada gerimis ringan dalam beberapa hari terakhir.

"Saya dan keluarga terjebak ketika tanah menutupi tenda kami," tuturnya.

"Kami berhasil lari ke tempat parkir dan menelepon pihak berwenang. Mereka tiba cukup cepat, sekitar 30 menit kemudian," tandasnya.

Bencana tersebut terjadi sekitar 50 km (30 mil) utara Kuala Lumpur di Batang Kali, tepat di luar area puncak bukit Genting Highlands yang populer, terkenal dengan resor, air terjun dan keindahan alamnya.

Tanah jatuh dari ketinggian sekitar 30 meter (100 kaki) dan menutupi area seluas sekitar satu acre (0,4 hektar), menurut direktur negara bagian departemen kebakaran dan penyelamatan.

Investigasi awal menunjukkan sekitar 450.000 meter kubik tanah telah runtuh, menurut Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan dan Perubahan Iklim Nik Nazmi Nik Ahmad.

Ada 94 orang terjebak dalam tanah longsor tetapi 61 orang selamat, dengan 15 orang hilang, menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional Malaysia.

Delapan orang dirawat di rumah sakit, termasuk seorang wanita hamil, sementara yang lain mengalami luka mulai dari luka ringan hingga dugaan cedera tulang belakang, kata Menteri Kesehatan Zaliha Mustafa.

Sementara, kepala polisi distrik Suffian Abdullah mengatakan, semua yang tewas adalah warga Malaysia, termasuk seorang anak berusia sekitar lima tahun. Hampir 400 personel terlibat dalam misi penyelamatan, katanya.

Gambar yang diunggah di halaman Facebook Father's Organic Farm menunjukkan sebuah rumah pertanian di lembah kecil, dengan area luas tempat tenda dapat didirikan.. Pemilik tempat tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Terpisah, Menteri Pembangunan Pemerintah Daerah Nga Kor Ming mengatakan kepada wartawan, pemiliknya diizinkan untuk mengoperasikan pertanian organik, tetapi belum mengajukan izin untuk menjalankan tiga tempat perkemahan di kawasan tersebut.

Jika dinyatakan bersalah melanggar hukum, pemiliknya dapat dipenjara hingga tiga tahun atau denda hingga 50.000 ringgit, kata Nga, menambahkan dia telah memerintahkan tempat perkemahan di dekat sungai, lereng bukit dan daerah berisiko tinggi lainnya di seluruh negeri ditutup selama tujuh hari. hari.

Tayangan televisi lokal menunjukkan akibat dari tanah longsor besar melalui kawasan hutan yang curam di samping jalan, sementara gambar di media sosial menunjukkan petugas penyelamat memanjat lumpur tebal, pohon besar, dan puing-puing lainnya.

"Saya berdoa agar para korban yang hilang dapat segera ditemukan dengan selamat," cuit Menteri Nik Nazmi.

Selangor adalah negara bagian paling makmur di negara itu dan pernah mengalami tanah longsor sebelumnya, sering dikaitkan dengan pembukaan hutan dan lahan.

Diketahui, tanah longsor biasa terjadi di Malaysia, tetapi biasanya hanya terjadi setelah hujan lebat. Banjir sering terjadi, dengan sekitar 21.000 orang mengungsi tahun lalu akibat hujan lebat di tujuh negara bagian.