JAKARTA - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengungkapkan bahwa harga bahan saat ini masih belum stabil. Bahkan, harganya terus naik.
Eli memperkirakan kenaikan harga pangan akan terus naik jelang Hari Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 hingga mencapai 20 persen. Hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah permintaan di masyarakat.
"Menjelang Nataru 2022 terjadi tren kenaikan harga pangan namun secara umum kenaikannya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Penyebab kenaikan harga pangan karena jumlah permintaan yang tinggi diperkirakan hingga 20 persen," kata Eli dalam keterangannya, Jumat, 9 Desember.
Eli menguraikan, komoditi pangan yang terpantau mengalami kenaikan harga adalah beras, telur ayam dan cabe rawit merah.
"Peningkatan kebutuhan pangan tertinggi terjadi pada komoditas telur ayam sebesar 12,72 persen sedangkan peningkatan kebutuhan terendah pada bawang putih sebesar 0,76 persen," ujarnya.
Meski begitu, Eli memastikan bahwa ketersediaan pangan di DKI Jakarta hingga awal tahun 2023 cukup aman. Sehingga, masyarakat tidak perlu panik dan khawatir.
Lebih lanjut, Pemprov DKI juga melakukan sejumlah antisipasi untum mengendalikan harga dan stok pangan. Di antaranya pemantauan rutin dan kondisional terkait harga serta ketersediaan pangan dan ketersediaan LPG 3 kilogram serta harganya.
Lalu, melaksanakan bazar pangan keliling di rumah susun, kantor wali kota, kecamatan, hingga kelurahan. Kemudian, penyediaan dan pendistribusian pangan subsidi bagi masyarakat tertentu dengan komoditas beras, telur ayam ras, daging sapi, daging ayam ras, ikan kembung dan susu UHT.
BACA JUGA:
"Pemprov DKI juga melakukan pengawasan mutu dan keamanan pangan di pasar tradisional, pasar modern, lokasi binaan dan pasar induk. Serta, bekerja sama dengan Polda Metro Jaya terkait kegiatan pengawasan penyediaan serta pendistribusian pangan serta penegakan hukum terkait pelangggaran yang terjadi," urainya.