Moeldoko Minta BRIN Kembangkan Riset Benih Sorgum Unggulan
Kepala Staf Kepresidenan  Moeldoko menjadi keynote speaker dalam acara Bincang Pembangunan Seri XII di Kampus BRIN, Jakarta, Senin (5/12)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan  Moeldoko mendorong Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan para akademis perguruan tinggi untuk mengembangkan riset di bidang pertanian sorgum, khususnya riset yang menghasilkan benih dan bibit unggulan bagi para petani.

“Riset memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian Indonesia. Tanpa riset yang kuat pertanian kita tidak akan berkembang. Misalnya saja, kalau petani terus diberi benih seadanya, menunggu berbulan-bulan tapi hasilnya tidak memadai, kapan petani jadi sejahtera? Saya minta BRIN agar menanggapi persoalan riset bibit ini dengan sungguh-sungguh,” kata Moeldoko, saat menjadi keynote speaker dalam acara Bincang Pembangunan Seri XII di Kampus BRIN, Jakarta, Senin, 5 Desember.

Namun, memang harus diakui pemerintah dihadapkan pada tanggung jawab besar untuk menghidupi 270 juta masyarakat Indonesia, yang sayangnya masih bergantung pada konsumsi beras.

“Sorgum itu makanan yang sudah dikonsumsi sejak jaman nenek moyang kita. Kenapa sekarang tidak berkembang? Karena ekosistemnya tidak terbangun. Misalnya saja, orang mau tanam kalau ada yang mau beli. Itu lah kenapa penting agar pemerintah mulai mendorong terbentuknya ekosistem sorgum ini,” kata purnawirawan Panglima TNI tersebut.

Ia mencontohkan pemerintah saat ini sedang menyiapkan offtaker sorgum. Misalnya, dengan kebutuhan pakan ternak mencapai 10 juta ton jagung, satu perusahaan didorong untuk mensubstitusi 10% kebutuhan pakan tersebut dengan sorgum, sehingga memberikan peluang serapan sekitar 1 juta sorgum.

Dengan begitu, keberadaan offtaker sorgum nantinya akan memunculkan industri, mengembangkan budidaya dan memajukan riset.

“Saya berharap kepada BRIN dan stakeholder terkait, riset yang anda hasilkan jangan sampai berhenti. Kalau ada riset tentang sorgum, jagung dan lain sebagainya, kolaborasikan dengan pelaku di lapangan. Hasil riset itu harus teraplikasikan lalu dievaluasi sehingga upaya riset tidak terhenti dan bibit pertanian akan selalu unggul dari waktu ke waktu,” imbuhnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Dr. Mego Pinandito mempertegas kembali komitmen lembaga riset dan komunitas akademis untuk mendukung program pemerintah dalam hal-hal yg terkait dengan kemandirian pangan dan produksi pangan berkelanjutan.

"Kita perlu memperkuat kerja sama antar K/L untuk memperkuat aktivitas riset dan inovasi teknologi untuk bersama-sama dengan pemerintah, swasta, industri, perguruan tinggi, NGO dan masyarakat bekerja bersama memperkuat arah pembangunan menuju pengembangan pertanian dan kedaulatan pangan," kata Mego.